Keligejo, Malam Gelap, Siang Gersang

SUATU ketika pada bulan Desember 2008 lalu, saya mendapat undangan meliput kegiatan pencanangan dan penanaman pohon tingkat Kabupaten Ngada di Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) 50 Tahun Kabupaten Ngada dan aksi penanaman seribu pohon terkait dengan isu Global Warning.

Keligejo adalah salah satu desa yang saya datangi guna melihat kemajuan ada potensi di wilayah ini. Sepintas di benak saya Keligejo masih terpencil dan mulai berbenah diri guna menyongsong masa depan. Keligejo yang terkenal tandus dan gersang menggambarkan orang Keligejo tidak berjuang guna membangun desanya. Apa yang ada di Keligejo jika dilihat sepintas pun tidak ada yang bisa dijadikan modal dan aset bagi masyarakat setempat. 

Namun masyarakat desa ini memiliki semangat yang tak pernah padam. Warga Keligejo terus berjuang mendapat kebutuhan demi kebutuhan mulai dari jalan dan air bersih. Jalan telah beraspal meski belum semuanya. Air bersih pun telah masuk ke pemukiman warga, padahal beberapa tahun sebelumnya warga masih mengambil air kali di desa itu untuk kebutuhan air minum, mandi dan cuci. 

Hingga kini ada satu hal yang masih terus diperjuangkan oleh warga, yakni terang pada malam hari. Perjuangan warga ini terpatri dalam diri Aloysius Reo. Pria berambut uban dan bertubuh tidak terlalu tinggi ini adalah Kepala Desa (Kades) Keligejo. 

Dalam perbincangan dengan Pos Kupang, beberapa waktu lalu. Aloysius Reo hanya mengutarakan keinginan agar di malam Keligejo bisa terang dan tidak gelap. Perjuangan guna mendapat listrik telah ia lakukan dengan masuk kantor ke luar kantor pemerintah di Kabupaten Ngada. Perjuangan pun ada hasil, yakni 10 Kepala Keluarga (KK) telah mendapatkan listrik menggunakan tenaga surya alias PLTS dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Ngada. 

Namun masih ada KK yang belum mendapat listrik sekitar 235 KK yang mengajukan permohonan. Sang Kades pun tak patah semangat. Ia telah memutuskan untuk ke Kupang guna menemui dinas terkait agar memberikan bantuan listrik ke Keligejo. Proposal pun telah ia buat dan ia berencana mengantar permohonan listrik sendiri. Luar biasa. Bapak yang telah memasukki usia tuanya masih terus berjuang agar warga bisa menikmati listrik. Ia berkeinginan agar warga ketinggalan dan bisa maju . Minimal desanya terang di malam hari. 

Sekadar diketahui Desa Keligejo ini ada hal yang positif yang perlu ditirukan, yakni semangat dan perjuangan mereka memperoleh kebutuhan seperti jalan, air dan listrik. Orang Keligejo yang hidup dari bertani ladang dan beternak tidak mau dikatakan tertinggal. 

Melalui kebersamaan dan semangat yang tak padam sejak Indonesia merdeka 63 tahun lamanya dan 50 tahun Ngada lahir sebagai kabupaten mereka terus berjuang guna mendapat apa yang seharusnya diperhatikan oleh penyelenggara pemerintahan. 

Perjuangan masyarakat Keligejo yang berpenduduk 1.107 jiwa dan memiliki empat dusun guna mendapat listrik agar desanya terang akan terus diperjuangkan. Mereka pun tidak tahu kalau negara dan bangsa tengah dilanda krisis listrik. Yang diketahui hanya satu listrik bisa masuk ke Keligejo.(aris ninu) 
Pos Kupang edisi Sabtu, 7 Maret 2009 halaman 10
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes