Kembalikan Harumnya Cendana di TTS

SOE, PK -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya meminta Bupati dan Wakil Bupati TTS periode 2009-2014, Ir. Paulus Victor Roland Mella, M.Si dan Drs. Benny Aleksander Litelnoni, S.H, M.Si, mengembalikan ikon Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebagai gudang ternak dan harumnya cendana. Pasalnya, ikon yang menjadi kebanggaan dan identitas TTS itu kini sudah beralih menjadi sejarah.

"Daerah ini dulunya identik dengan gudang ternak dan nusa cendana. Ada apel Kapan yang gurih, jeruk SoE yang manis, jagung, alpukat dan hasil pertanian lainnya, tersebar melimpah di seluruh TTS. Namun saat ini, semua potensi itu hampir atau bahkan telah musnah. Jagung, jeruk SoE, alpukat atau komoditas pertanian lain produksinya semakin berkurang," kata Lebu Raya, saat memberikan sambutan pada pelantikan, Ir. Paul V.R Mella, M.Si dan Drs.Benny A Litelnoni, S.H, M.Si di Ruang DPRD TTS, Jumat (6/3/2009) pagi.

Lebu Raya yang berpidato di depan ribuan undangan, mengatakan, hilangnya identitas dan ikon TTS ini, karena kompleksnya masalah yang mendera kabupaten ini.
Masalah itu, demikian Lebu Raya, yakni belum terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan masih terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan. Juga rendahnya pendapatan asli daerah, rendahnya kualitas SDM dan tingginya angka kemiskinan.

Masalah lain, lanjut Lebu Raya, yakni persoalan yang terjadi pada birokrasi pemerintahan, seperti terbatasnya sumber daya aparatur, terbatasnya sarana dan prasarana kerja serta lainnya. Kecuali itu masalah sikap, mental dan perilaku aparatur yang belum ikhlas dan tuntas berperan sebagai abdi masyarakat. Dan, masih adanya fenomena birokratisme dalam pelaksanaan tugas birokrasi pemerintah.

"Berbagai masalah itu merupakan hal penting yang segera diselesaikan. Anda berdua telah merumuskan visi terwujudnya kehidupan masyarakat TTS yang religius, adil, merata, maju, mandiri dan sejahtera. Visi ini sakti karena telah sukses menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada saudara berdua," kata Lebu Raya.

Menurut dia, hadirnya pemimpin baru di TTS memberikan kepercayaan kepada rakyat dalam lima tahun ke depan. Setidaknya, dalam lima tahun ke depan, ada perubahan di kabupaten ini. Kepercayaan rakyat itu harus diwujudkan dalam proses pemerintahan yang diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan rakyat.


Untuk menggapai harapan tersebut, demikian Lebu Raya, persoalan serius yakni belum selesainya penyusunan, pembahanan dan penetapan APBD TTS 2009, harus segera disikapi. Pasalnya, seluruh rangkaian kegiatan dan uraian pembiayaan dalam APBD merupakan alur aktifitas membangun daerah ini.

"Bupati dan wakil bupati baru harus segera memfasilitasi penyelesaian APBD TTS 2009. Tingkatkan kerja sama yang harmonis dengan semua unsur pemerintahan sehingga terwujud sinergisitas penyelenggaraan pemerintahan. Dalam konteks ini penataan kembali profil birokrasi dalam struktur jabatan mutlak diperlukan. Mutasi dilakukan sesuai ketentuan terhadap aparatur yang mau bekerja cerdas, keras dan tuntas sesuai tugas pokok dan fungsinya," pesan Lebu Raya.

Gubernur meningatkan komitmen seluruh kabupaten/kota se-NTT untuk menerapkan paradigma "Anggur Merah" yang berlandaskan motto sehati sesuara membangun NTT baru. Komitmen itu telah ditindaklanjuti dengan kesepakatan bersama antara Pemprop NTT dengan Pemkab se-NTT di Waingapu akhir Januari 2009 lalu.

Terhadap persoalan itu, Bupati TTS, Ir. Paul V.R Mella, M.Si, saat melepas Pelaksana Tugas Harian Penjabat Bupati TTS, Yos A Mamulak, S.Ip, mengatakan, akan memprioritaskan apa yang diminta gubernur. 

Untuk itu, Paul meminta dukungan seluruh masyarakat TTS guna mewujudkan visi misinya saat kampanye lalu. "Hari ini semuanya menjadi satu untuk sama-sama membangun TTS bersama kami lima tahun ke depan," ujar Mella.

Pantuan Pos Kupang, prosesi pelantikan berjalan normal. Ribuan undangan memenuhi kursi yang disediakan panitia satu jam sebelum kegiatan dimulai sekitar pukul 09.30 Wita. 

Banunaek-Lobo Tidak Hadir
Pelantikan Paul Mella dan Benny Litelnoni, tidak dihadiri oleh bupati dan wakil bupati periode sebelumnya, Drs. Daniel Banunaek, dan Drs. Pieter Lobo.

Meski demikian, Ketua DPRD TTS, Chris Tallo, ketika membuka rapat paripurna istimewa dengan agenda tunggal pelantikan Bupati dan Wakil Bupati TTS periode 2009-2014, tetap menyampaikan terima kasih rakyat TTS kepada Banunaek dan Lobo.
Diduga, Bupati dan Wabup TTS periode 2003-2008, itu tidak hadir dalam acara pelantikan karena masih menyimpan dendam politik terhadap pasangan yang memenangkan "pertandingan" memperebutkan kursi bupati/wabup periode 2009-2014.
Banunaek yang dicalonkan Partai Golkar melayangkan gugatan hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK), namun gugatan ditolak, sementara Lobo yang dijagokan PDIP meski tidak melakukan gugatan, tapi tidak menghadiri acara pelantikan tersebut.

Di antara para undangan, tampak sejumlah mantan Bupati TTS, seperti Cornelis Tapatab, Piet Sabuna dan Wellem Nope. Sementara Banunaek dan Lobo, tidak tampak dalam upacara pelantikan itu. Informasi yang beredar di SoE, Banunaek tidak hadir karena seorang kerabatnya meninggal dunia di Kupang. Sementara Lobo dikabarkan sedang berada di Jakarta. 

Pesta Rakyat 
Ribuan rakyat TTS, Jumat (6/3/2009), berkumpul di alun-alun Kantor Bupati TTS di SoE, sekitar 110 km arah timur Kupang. Mereka hadir untuk merayakan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati TTS terpilih periode 2009-2014, atas nama Drs. Paul VR Mella M.Si dan Drs. Benny A Litelnoni S.H,M.Si.

Ribuan rakyat yang memadati alun-alun Kantor Bupati TTS itu, datang ke SoE dari berbagai pelosok TTS. Umumnya mereka mengenakan pakaian adat, membawa serta peralatan untuk pesta rakyat, seperti gong, gendang dan giring-giring.

Ketika Ketua DPRD TTS, Chris Tallo, membuka rapat paripurna istimewa dengan agenda tunggal pelantikan bupati/wabup yang dilakukan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, bunyi gong gendang bertalu-talu di sejumlah titik. Sementara para penari, baik laki-laki maupun perempuan berlenggak-lenggok tanpa henti.

Ketua DPRD TTS, Chris Tallo mengakui bahwa saat ini perhatian seluruh masyarakat TTS tertuju ke gedung DPRD TTS, tempat di mana berlangsungnya pelantikan Bupati/Wabup TTS terpilih, Paul VR Mella dan Benny A. Litelnoni.

Perhatian rakyat ini, berkaitan dengan konflik yang cukup melelahkan banyak pihak akibat hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) pertengahan tahun lalu digugat oleh calon bupati/wabup yang diajukan Partai Golkar, Drs. Daniel Banunaek-Aleks Nakamnanu.

Akibat gugatan itu, pilkada berlangsung ulang di dua kecamatan dan penghitungan ulang di sejumlah tempat, namun kemudian Mahkamah Konstitusi menolak gugatan calon dari Partai Golkar tersebut. Proses politik dan proses hukum itu, mengakibatkan kemandekan dalam sejumlah hal dan yang paling dirasakan adalah DPRD setempat belum membahas APBD TTS tahun 2009. (aly/ant)

Pos Kupang edisi Sabtu, 7 Maret 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes