Blogger


TOKOH ternama mendadak blogger. Tidak percaya? Kupersilakan tuan dan puan baca kutipan kalimat berikut ini.


Saya Muhammad Jusuf Kalla, saat ini saya menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebagai seorang pemimpin yang selalu ingin dekat dengan rakyat maka saya rasa berinteraksi dengan saudara saudara sekalian melalui Blog ini adalah salah satu pilihan yang tepat bagi saya. 

Melalui media ini saudara-saudara sekalian dapat berinteraksi dengan saya tanpa harus melalui protokuler yang terkadang menyusahkan saudara. Saya pribadi memohon maaf untuk itu. Melalui media ini saya sangat mendambakan segala gagasan, pemikiran maupun kritik yang dapat membangun bangsa ini. Walaupun dalam kondisi apapun sesulit apapun kita, kepentingan bangsa haruslah menjadi yang utama. 

Selengkapnya klik http://jusufkalla.kompasiana.com. Tulisan Jufuf Kalla sungguh polos. Dalam kutipan di atas beta perbaiki beberapa tanda baca serta penempatan huruf kapital dan kecil yang tidak sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tidak diragukan lagi kata-kata itu ditulis Jusuf Kalla sendiri, bukan staf wakil presiden atau sekretaris.

Sejak awal bulan ini Jusuf Kalla merupakan tokoh dengan jabatan publik tertinggi di negeri ini yang memiliki blog di Kompasiana.com. Dia resmi menjadi blogger. Kompasiana adalah bagian integral dari website www.kompas.com. Kehadiran Jusuf Kalla menambah daftar blogger dari kalangan pejabat negara di Kompasiana. Pejabat tinggi yang lebih dulu bergabung yakni Menristek, Kasmayanto Kadiman.

Jusuf Kalla bergabung cuma beda hari dengan tokoh populer lainnya, Prabowo Subianto. Dengan kerendahan hati ingin saya diskusi (di blog ini). Barangkali dengan menulis di blog Kompasiana.com, publik lebih luas dapat mengkritisi saya, sebaliknya saya pun dapat menyampaikan pokok pikiran melalui tulisan. Demikian salah satu penggalan kalimat Prabowo, mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus. Hari-hari ini Prabowo tentu lebih dikenal sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan calon presiden.

Kehadiran Jusuf Kalla dan Prabowo sungguh menghangatkan diskusi di blog Kompasiana. Ratusan komentar sontak menggempur mereka. Keduanya mengikuti jejak deretan nama populer yang lebih dulu bergabung seperti mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Chappy Hakim, selebriti papan atas Indonesia, para pakar, dokter cantik, profesor cerdas serta macam-macam tokoh dari berbagai lapisan masyarakat. Isi blog Kompasiana sangat kaya. Ribuan tulisan ada di sana. 

Kendati usianya belum genap enam bulan, Kompasiana yang diluncurkan 22 Oktober 2008 telah memiliki anggota hampir 1.000 orang. Sampai bulan Februari 2009, menurut situs Alexa, Kompasiana berada di ranking 50.000-an dunia dengan pembaca 150.000 orang setiap bulan dari 132 negara. Kompasiana telah menjadi panggung raksasa dunia yang rugi besar jika orang tidak memakai kekuatannya.

Bagi beta tidak penting amat apakah Jusuf Kalla atau Prabowo Subianto mendadak blogger karena ada udang di balik batu, misalnya cari tambahan kawan dan simpatisan menjelang pemilu. Itu hak mereka. Toh tidak salah juga jika mereka terinspirasi sukses Barack Obama yang memanfaatkan jaringan sosial Facebook sebagai salah satu media kampanye dalam pemilu Presiden AS tahun lalu. 

Demam Facebook (fb), situs jaringan sosial dunia maya (internet) itu baik adanya. Kawan jangan salah duga. Virus fb yang menyihir dunia itu telah menular sampai ke beranda Flobamora. Tidak sedikit caleg NTT yang gemar main fb. Ada caleg NTT yang sepuh, usianya di atas 60 tahun tapi tidak malu berselancur di internet. Dia berprinsip tidak terlalu muda atau terlalu tua untuk mulai belajar dunia online. Gaptek atau gagap teknologi itu tergantung mau. Kalau mau kapan saja bisa belajar dan tidak butuh waktu lama untuk tahu seluk-beluknya.

Pejabat tinggi negara sekelas wakil presiden mendadak blogger atau mendadak fb itu menarik sekali untuk Indonesia, negara besar yang belum sepenuhnya menyadari kekuatan media online. Kiranya jelas sekali pesan tersirat dari Jusuf Kalla atau Kadiman yang tidak malu menjadi blogger. Bahkan seorang pejabat pun tidak boleh gaptek. Sebagai pemimpin mereka perlu memberi contoh untuk terus belajar dan respons terhadap tuntutan zaman. Tuntutan perubahan yang amat lekas. Kita hidup di zaman IT, bukan zaman batu lagi. 

Fenomena mendadak blogger itu relevan dengan kondisi Nusa Tenggara Timur. Coba tuan dan puan luangkan waktu mengunjungi situs pemerintah daerah. Lihat dan baca isinya dengan cermat. Ada apa di sana, bagaimana rupa, isi dan penampilannya? Tampilan website melahirkan pertanyaan, pernahkah para pemimpin wilayah meluangkan waktu melihat website daerahnya?

Mohon maaf jika beta salah. Rasanya jarang bahkan tidak pernah baca! Website bukan fokus perhatian. Belum disadari kekuatannya yang dahsyat. Waktu mereka mungkin telah tersita dengan banyak urusan yang dianggap lebih urgen dan penting, misalnya kunjungan kerja, resmikan proyek atau agenda kerja lainnya. Media online belum dianggap strategis. Tidak heran kalau ada di antara mereka belum tahu keberadaan komunitas Flobamora Bloggers (www.flobamora.org) atau Forum Academia NTT (www.ntt-academia.org).

Jadi, mendadak blogger sepertinya masih jauh bagi pejabat di beranda Flobamora. Padahal berinternet itu murah dan mudah. Biaya website itu tidak lebih dari Rp 10 juta setahun. Di lembaga pemerintah, beta tidak yakin kekurangan SDM yang mahir di bidang IT. Seandainya pejabat daerah demam fb atau kena virus blogger, website pemda mungkin akan lebih baik.

Semalam beta ingat dan kangen almamater tercinta, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Beta tancap gas menuju http://www.undana.ac.id. Beta terkejut karena kalimat under construction itu masih terpampang di sana. Sudah sekian lama. Jadi ragu apakah universitas negeri satu-satunya di NTT itu sungguh bertekad go international? (dionbata@poskupang.co.id)

Pos Kupang edisi Seni, 16 Maret 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes