DILI, PK -- Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Jose Ramos Horta mengingatkan pemerintahan negeri itu yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Xanana Gusmao untuk membangun ekonomi. Prioritas utama adalah membangun infrastruktur dasar seperti jalan raya, air bersih, listrik dan telepon.
Demikian salah satu poin penting dari pidato Presiden Ramos Horta pada upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RDTL di halaman Kantor Perdana Menteri (Palacio do Governo) di Dili, Rabu (20/5/2009) pagi.
Menurut Presiden Horta, dalam dua tahun terakhir perekonomian Timor Leste mulai tumbuh karena didukung situasi politik dan keamanan yang kian membaik. Pemerintah hendaknya memanfaatkan momentum itu dengan bekerja lebih keras guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Horta yang pidato dalam bahasa Tetun juga menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia Timor Leste dengan memanfaatkan secara baik dana yang tidak sedikit jumlahnya yang sudah disetujui parlemen Timor Leste. Kehidupan masyarakat Timor Leste sempat mengalami stagnasi saat krisis militer tahun 2006- 2007.
Hadir dalam upacara peringatan HUT kemerdekaan RDTL, PM Timor Leste, Xanana Gusmao, para menteri Negara Timor Leste, mantan PM, Marie Alkatiri, Jaksa Agung Timor Leste, Anna Pesoa Pinto, Comandante das Forca Falintil Defeza Timor Leste (F-FDTL) atau Panglima Tentara Falintil Timor Leste, Brigjen Taur Matan Ruak, Wakil Komandan F-FDTL, Kolonel Lere Anan Timor, Presiden Partai Fretilin, Francisco Guterres Laulo, Komandan Polisi Nasional Timor Leste (PNTL), Longinhos Manteiro, Wakil Komandan PNTL, Apunso de Jesus, Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, Deputy SRSG UNMIT, Finn R Nielson. Hadir pula para duta besar negara sahabat atau anggota korps diplomatik baik dari Indonesia, Tailand, Filipina, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Cina, Portugal, Australia, Papua Nugini dan lainnya.
Dalam upacara bendera yang mirip tata upacara kenegaraan di Indonesia itu, Presiden Ramos Horta mengawalinya dengan menginspeksi peserta upacara. Upacara disaksikan langsung sekitar 10 ribu warga Dili yang berdiri menyemut di luar pagar kantor perdana menteri yang terletak di bibir Pantai Dili.
Usai inspeksi pasukan dilanjutkan dengan pengibaran bendera kebangsaan RDTL oleh anggota pasukan pengibar bendera berseragam putih-putih ala Indonesia. (osi)
Pos Kupang edisi Jumat, 22 Mei 2009 halaman 7