Pemerintah NTT Tak Kultuskan El Tari

KUPANG, PK--Pemerintah Propinsi NTT menggelar syukuran memperingati 31 tahun meninggalnya mendiang El Tari, mantan Gubernur NTT, di aula rumah jabatan Gubernur NTT, Rabu (29/4/2009) malam. Acara dimaksud bukan untuk mengkultuskan almarhum tetapi media pembelajaran bagi para pemuda NTT agar mengetahui siapa itu sosok El Tari.

"Acara pada malam ini (Rabu 29/4, Red) memotivasi diri kita masing-masing untuk tahu menghargai para pemimpin yang telah berjasa untuk daerah ini. Jadi, kita bukan dengan sengaja bermaksud bernostalgia, tetapi mau mengenang, mengingat siapa itu El Tari dan apa yang telah dibuatnya untuk NTT," ujar Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, ketika memberi sambutan pada malam yang dimeriahkan lantunan lagu-lagu Flobamorata oleh Paduan Suara Vocalista Kmanek itu.

Malam mengenang El Tari ini dihadiri Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si; mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe; mantan Ketua DPRD NTT, JN Manafe; Sekretaris Forum Usahawan Ekumene Indonesia (Funisia), Drs. Frans M Parera; keluarga besar El Tari di Kupang serta para pimpinan SKPD lingkup Pemprop NTT.

Lebu Raya mengaku sangat terkesan dengan semangat mendiang El Tari yang dilukiskannya tak pernah lelah mengunjungi rakyat NTT meski fasilitas saat itu tidak memadai. Tatkala masih kecil, Lebu Raya ingat benar ketika mendiang El Tari mengunjungi Adonara untuk menjaring aspirasi masyarakat di daerah itu. "Saat itu Pak El Tari tidak naik mobil mewah jenis terano, merzi, atau sejenisnya, tetapi beliau sampai di pelosok-pelosok NTT. Semangatnya, Pak El Tari mengunjungi pelosok NTT bukan karena fasilitas tetapi karena tekad. Ini pelajaran untuk kita semua. Mestinya di saat fasilitas memadai seperti saat ini, kita lebih sering berada bersama-sama rakyat," tegas Lebu Raya.

Pembangunan Karakter
Mantan Ketua DPRD NTT, JN Manafe, memberi kesaksian tentang mendiang El Tari sebagai sosok yang komit membangun daerah di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, katanya, El Tari berobsesi agar NTT berswasembada pangan melalui tekad yang terus digaungkannya, 

"Tanam...tanam...tanam, sekali lagi tanam." "Jadi, saat itu Pak Tari sudah berpikir strategis dan ekonomis untuk membangun NTT," ujarnya. Sementara di bidang peternakan, El Tari menggalakkan paronisasi sapi menjadikan NTT sebagai gudang ternak.

Pada masanya, kata Manafe, mendiang El Tari mengutamakan pembangunan karakter para pejabat agar benar-benar mengabdi kepada rakyat. "Pembangunan karakter masih relevan untuk NTT. Banyaknya kasus korupsi karena para pejabat tidak berkarakter baik. Pak El Tari juga sangat menghargai stafnya. Staf bukan bawahan tetapi mitra. El Tari juga menghargai demokrasi dan perbedaan pendapat. Ini inti kepemimpinan beliau yang patut kita teladani," tegas Manafe.

Manafe juga menyebut El Tari sebagai sosok yang sederhana dalam berpakaian. Pakaian yang disukainya, diakui Manafe, adalah kaus oblong warna-warni. "Warna baju kaus itu selalu diganti pada periode tertentu menggunakan wanteks. Ini untuk mencitrakan kesan bahwa Pak Tari memiliki baju kaus yang banyak, padahal hanya empat helai. Tapi warnanya selalu diganti," kenang Manafe.

Yosep Samapaty Tari melukiskan apa yang dibuat Gubernur dan Wakil Gubernur NTT mengenang 31 tahun meninggalnya mendiang El Tari sebagai karya besar untuk menghargai gagasan dan jasa almarhum. "Saya tidak menyangka semua ini terjadi. Terima kasih Pak Frans Lebu Raya dan Pak Esthon," kata Yosep ketika memberikan sambutan mewakili keluarga besar Tari. (eni)

Pos Kupang edisi Jumat, 1 Mei 2009 halaman 7
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes