Balas Dendam atau Tak Berdaya?

ilustrasi
PERTANDINGAN babak semifinal akhirnya tiba juga. Jika tidak ada rintangan yang luar biasa, Senin (6/12/1999) petang empat kesebelasan terbaik akan mati-matian berperang meraih tiket frandfinal turnamen sepakbola El Tari Memorial Cup 1999. Seperti telah diprediksikan, tim-tim dari Pulau Flores mendominasi putaran semifinal musim ini yakni jaura bertahan PSN Ngada, tuan rumah Perse Ende, Persim Manggarai dan Perseftim Flores Timur.

    Jika dua tahun silam di Stadion Oepoi Kupang, PSN Ngada dikepung Persami, PSK Kodya Kupang dan Persap Alor di babak empat besar, maka tahun ini sang juara bertahan menghadapi tiga bintang baru. Prestasi ketiganya pun boleh dilukiskan sebagai fantastik karena sanggup menyingkirkan tim-tim unggulan seperti Persap Aloar (runner-up 1997), Persami Maumere dan PSK Kodya Kupang.

    Harus diakui, the rising star El Tari Memorial Cup '99 adalah Perse Ende yang sampai pertandingan kelima meraih hasil sempurna, tak terkalahkan, tak sekalipun seri. Perse Ende - mungkin diuntungkan pula oleh faktor tuan rumah - kali ini mencatat prestasi besar. Bermain di kandang sendiri, Perse seolah mendapat roh dari puncak Tri Warna Kelimutu sehingga begitu kejam membunuh dua raksasa Flores, Persami Maumere 2-1 di babak penyisihan dan PSN Ngada 2-0 di perempatfinal. Padahal sejarah persepakbolaan Flobamora mencatat pada turnamen yang lalu, Perse tak pernah mampu melumat kedua tim tersebut. Perse rupanya sukses memecahkan mitos: bisa menang atas Persami dan PSN.

    Tetapi berhati-hatilah Vevi Kumanireng, jangan dulu berpuas diri Paijan, dkk! Petang ini Anda kembali bersua prajurit dari kaki Gunung Lewotobi, Perseftim Flores Timur. Datang ke Ende dengan persiapan minim (menurut Om Cor Monteiro latihan intensif cuma tiga hari), lalu tertatih-tatih melangkah di babak penyisihan dan sempat meremas jantung hati No dan Oa di babak perempatfinal, Perseftim toh sukses menembus semifinal dan kembali bertemu tuan rumah yang mematuknya 1-0 pada hari pembukaan, 25 November silam.

    Ibarat singa tua yang berusaha mengembalikan kejayaannya, Perseftim mengaum makin keras dan siap mencabik-cabik musuhnya. Bukan mustahil jika terjadi partai balas dendam (revanche) di Stadion Marilonga; Perseftim menekuk Perse dan lolos ke final. Jujur saja, grafik permainan Perseftim sedang menanjak. Sukses mengalahkan Persami 2-0 dalam partai seru, Selasa (30/11/1999) dan menahan PSK Kodya Kupang 1-1, Sabtu (4/12/1999), telah mendongkrak rasa kepercayaan diri Hasan Haju, dkk. Bila konsisten pada penampilannya itu, keunggulan bukan mustahil memihak Perseftim dan membalas kekalahannya pada partai perdana.

    Perjuangan tidak ringan bagi Perse. Yang harus dicegah jangan sampai terjadi antiklimaks dalam diri anak-anak asuhan trio Pelatih Djafar Eddy, Heron Goa dan Emil Sadipun.  Perse yang sedang berada di atas angin, hendaknya tetap mengatur harmonisasi permainannya di lapangan. Bila mereka mempertahankan mental bertanding, strategi, teknik, taktik serta gaya bermainnya yang enak dinikmati selama ini - Perseftim bisa saja diperdayai lagi. Watak cepat puas bila sedang unggul dan menjadi loyo kalau kecolongan gol, perlu dibuang jauh. Dengan bermain rileks dan tidak dihantam beban mental sebagai tuan rumah, saya percaya peluang Perse ke final terbuka cukup lebar.

***

    PARTAI balas dendam juga bisa saja muncul di Lapangan Perse ketika terjadi duel ulang antara juara bertahan PSN Ngada vs Persim Manggarai, petang ini. Pada pertemuan di babak penyisihan Grup C, Minggu (28/11/1999), PSN Ngada menang 2-1 atas Persim. Bukan tidak mungkin Richard Musa, dkk akan membalas kekalahan terhadap PSN. Keletihan menghadapi Perse bakal mempengaruhi penampilah Johni Dopo, Cs. Beda dengan Persim yang kemarin 'menyimpan' sejumlah pemain terbaiknya, salah satunya top scorer Ardy Pukan, saat menghadapi Perseftim yang berakhir 2-2 itu. Kalau blok lapangan tengah lebih dikuasai Richard Musa, Tony Ndapa, Sil Santur dan Yos Kardimas, maka bahaya besar bagi Ngada karena Persim memiliki bomber cerdik saat berada di mulut gawang.

    Saya menduga tim asuhan Pelatih Ignas Kopong itu akan bermain lepas, karena di atas kertas merasa kurang diperhitungkan. Dalam posisi underdog sebuah tim lebih diuntungkan karena ia akan bertanding habis-habisan. Toh bila kalah, beban morilnya tidak seberapa.

    Nah, akan menjadi riskan bagi PSN abial merumput di Lapangan Perse sore ini dengan menggendong segunung beban mental selaku juara bertahan. Kiranya target menang tidak membuat PSN kehilangan jati dirinya. Semoga tekad mempertahankan gelar, tidak melemahkan daya gempur Marsel,  Eman Watu, Engel Suri, Evodius Sabu dan Ronda Rato. Peluang bagi PSN  Ngada tidaklah kecil, sekalipun barisan depannya masih saja menjadi salah satu titik rawan tim asuhan Yuven Neta.

    Dengan jiwa seorang juara, kita yakin PSN bakal memuaskan penonton fanatiknya yang sore ini bakal memadati Lapangan Perse dan merindukan sukses. Akhirnya, tertitip salah hormat dan hangat bagi para wasit yang memimpin dua partai penting ini: Jadilah hakim yang adil, jujur, setia dan memihak kebenaran. Dan kepada empat tim, mainlah secara jantan dan pompa napasmu lebih panjang untuk masa 120 menit, karena pertandingan nanti bisa berujung adu tendangan penalti. Good luck! **

Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra, juga Pos Kupang edisi Senin, 6 Desember 1999. Artikel ini dibuat menjelang babak semifinal kejuaraan sepakbola El Tari Memorial Cup 1999 antara  Perse vs Perseftim dan PSN Ngada vs Persim Manggarai. Perse dan PSN akhirnya lolos ke final.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes