Peta Kekuatan Belum Berubah

PERTANYAAN yang kerap terlontar menjelang sebuah kejuaraan suatu cabang olahraga adalah siapa atau tim manakah yang bakal keluar sebagai pemenang? Pertanyaan serupa itulah yang kini mengemuka menjelang dimulainya turnamen sepakbola El Tari Memorial Cup 1999 di Ende, 25 November - 5 Desember. Berpatok pada prestasi masa lalu serta perkembangan selama dua tahun terakhir - sejak turnamen El Tari Memorial Cup 1997 di Kupang -- saya coba meraba-raba peta kekuatan tim peserta musim kompetisi perserikatan tahun ini.

    Saya coba membagi peta kekuataan ini dalam tiga kategori, tim papan atas, papan tengah dan papan bawah. Tim-tim papan atas belum banyak berubah. Kekuatannya masih sama seperti dua tahun silam. Kemampuann teknis individu maupun kerjasama tim terbaik saat ini masih dipegang juara bertahan PSN Ngada, disusul PSK Kodya Kupang, Persami Maumere (Sikka) dan Persap Alor. Saya perkirakan keempat tim inilah yang paling besar peluangnya menjuarai El Tari Memorial Cup '99. Jika tidak ada hal-hal yang luar biasa, maka PSN,  PSK, Persami dan Persap yang bakal bertemu di semifinal maupun final.

    PSN Ngada asuhan duet pelatih Gius Pello dan Sius Loke rasanya masih berintikan pemain yang sukses membawa PSN meraih gelar dua tahun lalu di Kupang. Dengan tambahan tenaga baru, PSN  yang dikomandani kapten Johni Dopo itu masih pantas difavoritkan. Kekuatan PSN adalah moral tim yang pantang menyerah, bermain keras dengan tipikal bola-bola panjang diagonal yang menuntut stamina kuat selama duel 2 x 45 menit. Dengan postur tubuh pemain yang rata-rata 'tinggi-besar' untuk ukuran NTT serta didukung mental juara, bukan mustahil PSN bisa mempertahankan gelar.

    Namun, pasukan Jack Lay dari Kodya Kupang patut disegani. Dengan mengikuti kompetisi yang teratur di kota propinsi itu, pemain yang direkrut Jack Lay umumnya berkualitas baik. Nama-nama semisal Noldi Pellu, Petrus Abanat, Chris Umbu Yogar, Melki Lapitonung, Zulkifly Umar, Pieter Fomeny dan Tony Louis cukup berpengalaman dan beberapa kali membela nama NTT di ajang Pra PON sebelumnya maupun kompetisi Divisi II. PSK Kodya pun tim bermental juara dengan kekuatannya pada strategi dan taktik saat merumput. Jack Lay cukup mampu meramu kerjasama tim dari lini ke lini.

    Persami jangan disepelekan. Tim asuhan pelatih tak banyak omong, Kus Parera dan Paul Ladapase selalu tampil bak cabe rawit. Kecil-kecil tapi pedis. Membunuh tanpa ampun! Bermain di Ende bagi Persami seperti di kampungnya sendiri, sehingga untuk meraih juara musim ini cukup besar. Om Kus Parera, demikian pelatih yang mantan Ketua DPRD Sikka itu biasa disapa- selalu meracik timnya bermain solid, menggunakan otak, bukan semata-mata kaki. Persoalannya bagaimana peremajaan pemain di tubuh Persami saat ini. Kelihatannya Kus dan Paul sangat merahasiakan kekuatannya.

    Pemburu dari Timur, Persap Alor setidaknya telah membutikan kepada masyarakat bola NTT bahwa mereka bukan anak bawang lagi. Dalam empat tahun terakhir tim yang tukangi Pelatih Alex Pareira itu amat menawan dan tanpa ampun membombardir lawan, sehingga menjadi langganan kelompok  empat besar NTT. Dalam kondisi sangat tertekan sekalipun, Persap selalu mampu bertahan dan memukul balik dengan cepat dan mematikan. Bermaterikan pemain berpengalaman semisal Desna Maro, Titus Temaluru dan Kisar Mbou, Persap bakal menggebrak publik Ende dan sangat mungkin meraih juara di bumi Flores.

    Lalu bagaimana dengan Perse Ende? Faktor tuan rumah jelas memberi nilai lebih bagi Perse, namun harus diakui kekuatan tim ini masih satu kelas di bawah PSN, PSK, Persami dan Persap. Menyimak prestasinya selama ini serta pola pembinaan yang dilakukan, Perse bersama Persim dan Perseftim masuk kelompok papan tengah. Bagi Perse, momentum tuan rumah mestinya menjadi rangsangan untuk unjuk gigi dan meraih hasil terbaik. Jika tidak absen, PSK Kabupaten Kupang layak masuk papan tengah. Khusus Perseftim, tim ini sesungguhnya cukup menggigit dan enak ditonton. Namun, dalam satu dasawarsa terakhir prestasi tim dari ujung timur Nusa Bunga itu sangat menurun. Prestasi Perseftim hanya bagus pada masa kejayaan Cor Monteiro dkk di era 1970-an.

    Sedangkan tim-tim lain seperti Persewa, Persikab, Perss SoE dan si wajah baru PS Lembata belum teruji kemampuannya dan prestasinya kurang konsisten sepanjang sejarah El Tari Memorial Cup. Kalaupun hadir di Ende, PSKN TTU dan Persab Belu pun masuk tim papan bawah. Namun, semua ini seksdar prediksi. Cuma ramalan di atas kertas. Sebagaimana bola yang bentuknya bundar itu, hasil di lapangan bisa berkata lain, dapat saja memutarbalikkan prakiraan. **


Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra,
juga Pos Kupang edisi Selasa, 23 November 1999. Artikel ini dibuat menjelang kejuaraan sepakbola El Tari Memorial Cup di Ende tanggal 25 November hingga 7  Desember 1999.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes