ilustrasi |
Sejarah sudah membuktikan bahwa orang-orang hebat yang mewariskan sesuatu yang amat penting bagi peradaban umat manusia pastilah gemar membaca dan menuliskannya. Anda baca buku, Anda pasti dituntut menyimak dan meresapi pesannya dengan sungguh-sungguh sehingga dapat melahirkan kesimpulan atau inspirasi baru. Prosesnya akan terus bergulir semacam itu.Artinya membaca selalu menuntut proses berliku, berbeda dengan menonton yang cenderung instan.
Proses berliku itulah yang membuat banyak orang tidak suka membaca atau membaca seperlunya saja. Apalagi kita sekarang hidup di zaman kejayaan televisi yang menawarkan informasi dan hiburan beragam dengan instan. Sudah banyak survei membuktikan generasi baru kelahiran di atas tahun 1990-an lebih suka menonton daripada duduk di pojok ruangan atau di dalam kamar tidur untuk membaca buku. Maka menemukan orang di zaman ini yang doyan membaca merupakan sesuatu yang langka.
Dalam pergaulan sehari-hari kita mudah membedakan orang yang doyan membaca
dan atau sebaliknya. Orang yang gemar membaca memiliki pengetahuan yang luas dan utuh. Dia memahami duduk perkara suatu persoalan secara lengkap. Tidak setengah-setengah atau hanya di permukaan. Mereka yang tidak suka membaca lazimnya berlagak sok tahu tetapi sejatinya seperti tong kosong nyaring bunyinya.
Ikhwal membaca buku kita agaknya patut meneladani orang nomor satu di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Gubernur Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS).
Dia memiliki koleksi buku yang tertata apik di perpustakaan pribadi di rumahnya di Kelurahan Kinali Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Dengan koleksi sekitar 45 ribu eksemplar yang terdiri dari 15 ribu judul buku, perpustakaan pribadi SHS dalam waktu dekat akan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai perpustakaan pribadi terbesar di Indonesia yang sudah dikelola."Muri sudah menyetujuinya, mereka tinggal datang mengeceknya nanti," ujar Drs Jemy Pelealu, MBA, kepala perpustakaan pribadi SHS di Kawangkoan.
Tidak amat penting bagi kita perpustakaan SHS masuk rekor Muri atau tidak. Yang perlu kita contohi dari Gubernur SHS adalah kebiasaannya melahap buku sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Jujur saja tidak banyak tokoh seperti SHS yang masih meluangkan waktu membaca buku lama dan baru di sela-sela kesibukannya sebagai politisi, kepala daerah serta seabrek jabatan yang diembannya.
"Saya dari dulu memang gemar membaca," ujarnya, Selasa (17/12/2013). SHS telah menebarkan inspirasi kepada masyarakat Sulawesi Utara agar mau membaca, menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari. Dengan membaca niscaya hidup Anda akan lebih baik dan bermartabat. Dengan membaca Anda akan menguasai dunia.*
Tribun Manado 19 Desember 2013 hal 10