Menunda 'Perkawinan' PSN - Persap

 BILA tidak ada aral melintang, Rabu (24/11/1999) malam berlangsung acara techical meeting turnamen sepakbola EL Tari Memorial Cup 1999. Acara ini sangat penting, karena mendiskusikan kemudian memutuskan banyak sisi berkaitan dengan penyelengaraan kejuaraan ini. Selain membahas masalah-maslah teknis pertandingan, yang tidak kalah penting adalah pembagian grup atau pool. Sampai kemarin sudah dipastikan 12 tim yang akan mengikuti kejuaraan yang dimulai 25 November mendatang yakni PSN Ngada, Persim, Perse, Persami, Perseftim, PS Lembata, Persap, PSK Kodya Kupang, PSK Kabupaten Kupang, Perss SoE, Persewa dan Persikab. Dua kesebelasan yakni Persab Belu dan PSKN TTU absen.

    Ihwal sistem pembagian grup, hingga kini belum diperoleh konfirmasi resmi dari komisi pertandingan Pengda PSSI NTT. Namun, saya menduga PSSI NTT akan menggunakan sistem yang sudah baku dan lazim dipakai dalam turnamen perserikatan di Indonesia. Biasanya, pembagian grup menggunakan pola tim unggulan, sehingga para peserta tidak begitu saja diundi secara acak.

    Untuk itulah saya kira 'perkawinan' antara juara bertahan PSN Ngada dan runner-up 1997, Persap Alor harus ditunda. Artinya kedua kesebelasan ini mesti dipisahkan selama babak penyisihan yang menggunakan sistem setengah kompetisi itu. Sebagai juara bertahan, rasanya sangat pantas bila PSN Ngada menjadi tim unggulan pertama Grup A dan Persap Alor menjadi unggulan pertama Grup B. Kemudiam PSK Kodya Kupang menempati unggulan kedua Grup A dan Persami Maumere menjadi unggulan kedua Grup B. Keempat tim ini tidak perlu mengikuti undian lagi. Yang perlu mengikuti undian tinggal delapan tim yakni Persim Manggarai, Perse Ende, Perseftim Flores Timur, Persewa Waingapu (Sumba Timur), Persikab (Sumba Barat), Perss SoE, (TTS), PS Lembata dan PSK Kabupaten Kupang. Kedelapan tim ini bisa berkumpul di Grup A atau B.

    Namun, saya coba menawarkan komposisi grup, dengan mengacu pada prestasi tim-tim perserikatan NTT selama dua musim kompetisis terakhir. Grup A terdiri dari PSN,  PSK Kodya Kupang,  Persim, Perseftim,  Perss SoE dan Persikab.  Grup B: Persap, Persami, Perse, PSK Kabupaten Kupang, Persewa, PS Lembata. Jika sistem ini dipakai dan disepakati semua peserta turnamen El Tari Cup '99, maka perimbangan kekuatan kedua grup rasanya cukup rasional. Cara ini pun mencegah adanya tim yang 'hebat' sendiri karena cuma menghadapi lawan-lawan lemah di grupnya selama babak penyisihan.

    Belum diketahui, apakah peserta turmanen kali ini dibagi dalam dua atau tiga grup. Tetapi yang lebih masuk akal dan efisien-mengingat waktu efektif kejuaraan kurang lebih 12 hari- jika ke-12 tim tersebut dibagi dalam dua grup, bukan tiga grup, maka juara dan runner-up grup berhak maju ke babak semifinal kemudian melakukan 'kawin silang' yakni juara Grup A vs runner-up Grup B dan juara Grup B vs runner-up Grup A.

    Bila terbagi dalam dua grup, maka setiap tim harus menjalani lima pertandingan selama babak penyisihan. Hal ini tentu menuntut stamina pemain yang prima dengan kemampuan tahan bantingan. Tapi bagi penonton dan penggemar bola patut disyukuri, karena akan menikmati pertandingan demi pertandingan dengan seribu rasa, cemas, tegang, mengharukan bahkan mungkin harus meneteskan air mata. **

Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra,
juga Pos Kupang edisi Rabu, 24 November 1999. Artikel ini dibuat menjelang undian pembagian grup kejuaraan sepakbola El Tari Memorial Cup di Ende tanggal 25 November hingga 7 Desember 1999.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes