KALI ini beta ingin berbagi tentang curhat. Curahan hati seorang anak muda yang terpilih memimpin wilayah subur tapi tak makmur. Kaya sumber daya alam, namun banyak kaum papa melarat. Di kampung anak muda itu, pertumbuhan ekonomi menjulang langit, tapi rakyat meringis karena busung lapar. Gizi buruk menderu-deru di tengah dolar yang terbang rendah.
Anak muda itu baru beberapa saat yang lalu menikmati jagung bose di beranda rumah besar Flobamora. Bersama kita merayakan Tahun Emas Nusa Tenggara Timur (NTT). Namanya H.M. Zainul Majdi, MA.
Di kampung halamannya, anak muda itu populer disapa Tuan Guru Bajang. Dialah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dua hari lalu di Aula El Tari-Kupang menandatangi nota kesepakatan kerja sama Sunda Kecil bersama Gubernur NTT dan Bali.
Dengan umur "baru" 36 tahun, Tuan Guru Bajang kini tercatat sebagai gubernur termuda di Indonesia. Dia juga dikenang sebagai ulama pertama yang terpilih menjadi gubernur melalui pilkada langsung.
Seperti kebanyakan orang muda, Tuan Guru Bajang yang dilantik menjadi Gubernur NTB 17 September 2008 bicara apa adanya. Langsung ke pokok soal. Seperti curhat-nya yang terungkap lugas di Dynasty Resort-Kuta, 10 Desember 2008 dalam forum diskusi 50 Tahun Sunda Kecil Berlalu.
Tuan Guru Bajang curhat tentang tambang emas dan tembaga PT Newmont Nusa Tenggara di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa. "Potensi sumber daya alam NTB luar biasa kaya. Pulau Sumbawa, misalnya, kaya dengan potensi pertambangan. Tapi hati-hati dengan tambang. Jangan mudah tergiur karena belum tentu manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat," kata Tuan Guru Bajang.
Menurut Tuan Guru, pendapatan PT Newmont Nusa Tenggara dalam setahun sekitar Rp 11 triliun. "Anda tahu berapa yang masuk ke NTB? Jumlahnya sekitar Rp 100 miliar. Berapa persen dari total pendapatan Newmont? Sangat kecil. Anggaplah ini curhat, saya kadang merasa kesal juga," kata Gubernur Madji. "Mau bilang apa? Kontrak Karya dengan PT Newmont merupakan kewenangan pemerintah pusat," tambah Madji yang sejak menjabat gubernur langsung menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dalam APBD.
Kebiasaan lain gubernur muda itu adalah mendatangi para bupati/walikota untuk rapat kerja. Bukan menganut cara lama mengundang bupati/walikota rapat kerja di Mataram, ibukota Propinsi NTB.
Cucu ulama kharismatis di Lombok, Almagfurullah Syekh TGKH Zainuddin Abdul Majid atau dikenal dengan Tuan Guru Pancor itu juga curhat tentang manfaat langsung Newmont bagi masyarakat Sumbawa.
"Saya tanya kepada masyarakat sekitar tambang tentang manfaatnya. Apa jawab mereka? Sebutir telur pun tidak dibeli Newmont," kata Tuan Guru Bajang mengutip pengakuan penduduk. Menurut Gubernur Madji, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manajemen tambang itu mendatangkan dari luar. Masyarakat sekitar tambang dinilai belum siap memenuhi kebutuhan pangan sesuai standar mereka.
"Saya balik tanya, bukankah Anda (Newmont) ikut bertanggung jawab membina penduduk? Tidak mungkin hal itu semata diserahkan kepada pemerintah daerah," katanya. Kenyataan tersebut menggugah Madji membangun komitmen dengan para bupati di NTB untuk meninjau kembali izin pertambangan yang telah diterbitkan dan butuh prinsip kehati- hatian dalam mengeluarkan izin baru.
Bagi beta, curhat Gubernur Madji adalah kejujuran, sesuatu yang dibutuhkan dari para pemimpin. Sayang sekali, tidak banyak di beranda ini.
Curhat Tuan Guru Bajang relevan dengan kondisi Flobamora hari ini. Flobamora yang bernafsu menggali tembaga dan emas. Menguras sebanyak-banyaknya demi uang. Boros dan murah menerbitkan perizinan. Malah banyak yang menguras diam- diam tanpa beban dan rasa bersalah.
Flobamora sudah menampakkan wajah buram melalui tambang marmer dan mangan. Tengoklah Reo. Tataplah bumi Timor Tengah Selatan. Apakah marhaen di sana menjadi lebih makmur-sentosa karena tambang? Kita lupa memeriksa salah langkah, keliru tindak. Bahkan takut sekadar mencurahkan rasa. Seorang sobat berkata, pengusaha tambang itu mirip politisi. Menebar janji di awal lalu mengingkarinya saat berkuasa. Apa kabar tambang emas Lembata? (dionbata@poskupang.co.id)
Pos Kupang edisi Senin, 22 Desember 2008 halaman 1