SELAMAT Natal bagi umat kristiani di mana saja Anda berada. Secara khusus sapaan ini dipersembahkan bagi para pembaca Surat Kabar Harian Pos Kupang yang merayakan Hari Kelahiran Yesus Kristus tersebut. Semoga damai dan sukacita Natal senantiasa menyertai Anda dalam kebersamaan dengan sahabat, kenalan, saudara, keluarga dan orang-orang yang dikasihi.
Tentang Natal ada pepatah lama yang berkata demikian. "Christmas means a different thing for a different person". Natal memiliki makna yang berbeda untuk orang yang berbeda. Setiap orang Kristen yang merayakan Natal tahun 2008 ini tentunya memiliki penghayatan sendiri-sendiri. Mengalami pengalaman yang sangat pribadi. Dan, itu berarti tidak sama antara seseorang dengan yang lain. Natal boleh jadi sungguh membawa kegembiraan dan sukacita. Tetapi bukan muskil peristiwa Natal justru hadir dalam suasana duka dan menyayat hati.
Sekilas pandang kita mudah menemukan "makna Natal" yang marak meriah dengan segala sesuatu serba baru. Tembok rumah dicat baru, sofa dan kursi lama diganti, kain pintu dan jendela baru, baju, celana, sandal atau sepatu baru. Natal juga indentik dengan harum kue dan minuman kaleng. Khusus di Kupang, tambah lagi satu ornamen. Anak-anak dan remaja bermain petasan. Bunyinya mengejutkan, memekakkan telinga. Di berbagai pojok jalan di Kota KASIH ini orang-orang membuat pohon terang dengan ornamen yang indah dan unik. Suasana Natal sungguh terasa.
Di lingkungan gereja, Natal berarti melakukan berbagai kesibukan mulai dari menghias gereja dengan berbagai dekorasi, asesoris yang indah, termasuk pohon terang dan kandang Natal. Kesibukan anggota paduan suara atau koor pun meningkat.
Jadwal latihan menyanyi bertambah. Kalau sebelumnya sekali seminggu, menjelang Natal bisa dua sampai tiga kali dalam sepekan.
Anak-anak dan remaja sibuk latihan drama, menari serta aktivitas lain yang berkaitan dengan perayaan Natal. Aktivitas jemaat gereja meningkat pesat selama bulan Desember. Ada orang sangat sibuk bahkan super sibuk selama persiapan Natal. Pemandangan itu biasa kita saksikan. Bukan di tempat yang jauh. Suasana itu ada di sekitar tempat hunian kita. Tidak salah memang. Natal perlu dirayakan dengan indah, meriah, sukacita.
Apakah dengan segala hal yang serba baru, dengan kesibukan yang sangat tinggi menyongsong Hari Kelahiran Yesus akan sungguh menjamin hadirnya makna Natal sejati? Lagi-lagi setiap orang bisa berkata dengan bahasa berbeda. Ada yang bahagia menjalaninya. Kesibukan itu dimaknai sebagai tanda syukur atas anugerah berlimpah dan cuma-cuma dari Tuhan. Tidak sedikit pula orang yang setelah sibuk dengan berbagai kegiatan Natal, tidak merasakan apa-apa. Segera setelah bulan Desember berlalu, tak ada lagi yang tersisa. Hati tetap hampa. Kita orang berdosa tetap berbuat dosa!
Setiap kali merayakan Natal mestinya kita kembali memperbaharui semangat hidup sesuai teladan Yesus Kristus. Teladan macam apa? Teladan Yesus yang mengasihi. Ini sangat dibutuhkan dalam dunia yang penuh kebencian dan persaingan dewasa ini. Yesus rela berkorban dan semangat-Nya memberi diri penting untuk kita teladani dalam dunia yang makin egois dan tidak peduli pada sesama yang kurang beruntung. Dunia kita yang korup. Penuh dengan penyelewengan dan penyimpangan.
Yesus juga memberi teladan tentang kesederhanaan. Sungguh relevan dengan pola hidup zaman kita yang lebih menonjolkan kemewahan fisik. Ukuran nilai hidup cenderung memuja kebendaan ketimbang kekayaan rohani. Di tengah gaya hidup kita yang makin konsumtif dan gemerlap, kiranya penting direnungkan bahwa Tuhan dan Juru Selamat Dunia itu justru lahir di dalam palungan. Selamat Natal. *