Dawan, Malelak dan Meta Raih NTT Academia Award

KUPANG, PK -- Tiga orang putera-putri NTT yang berkarya di tiga bidang berbeda berhasil meraih NTT Academia Award 2008 yang diumumkan pada Malam Anugerah NTT Academia Award di aula Susteran RVM Walikota Baru Kupang, Jumat (19/12/2008) malam. Penghargaan ini merupakan apresiasi tertinggi dari Forum Academia NTT (FAN) yang beranggotakan sekitar 543 orang anak NTT yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Tiga nominator itu adalah Siprianus Paulus Dawan yang meraih NTT Academia Award kategori I (bidang sains, basic science/engineering), Zet Malelak yang meraih NTT Academia Award kategori II (bidang pembangunan pertanian, perkebunan, kelautam), dan Yovita Meta Bastian yang meraih NTT Academia Award kategori III (bidang humaniora, sastra, budaya, sosial/politik). Lihat foto lengkap

Siprianus Dawan yang mengembangkan kolektor gerak surya (alat untuk menyuling air laut menjadi air tawar) mengungguli dua nominee pada kategori I, yakni Julian A.W Purba dan Samuel Sampe. Keduanya murid SD Kristen Tunas Bangsa dan SDK St. Maria Assumpta Kupang, peraih dua medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Makassar, Agustus lalu. 

Zet Malelak yang berhasil membawa warga Dusun Uel, Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, berswasembada jagung bahkan surplus jagung unggul atas Wilhelmus Mimi yang mengembangkan teknologi 'sambung samping' pada pohon kakao di Desa Gere, Kecamatan Koting- Kabupaten Sikka, dan Orpha Ruth Naomi Sir yang membawa siswa-siswi SMPN 3 Alor meraih juara I nasional lomba inovator muda yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan karya ilmu stik ikan belo-belo dan es krim labu kuning. 

Peraih award kategori III, Yovita Meta Bastian yang menduniakan tenun ikat Biboki unggul atas Jeremias Pah, pengembang musik sasando, dan tiga siswi SMP Terbuka Wedomu-Kabupaten Belu, Dominggas Soi Bere, Armince Theresia Asa dan Yosefina Koly Loi. 

Para pemenang mendapat trofi, piagam penghargaan dan bonus berupa uang masing-masing Rp 3 juta. Sementara para nominator mendapat piagam penghargaan dan bonus uang.

Listrik padam di museum
Malam anugerah NTT Academia Award 2008 ini semula berlangsung di aula Museum Daerah NTT, namun karena listrik padam, maka acara dipindahkan ke aula Susteran RVM Kupang. Para tamu undangan, panitia, nominator dan pengisi acara "dievakuasi" ke lokasi yang baru. Meski demikian, acara yang dipandu presenter Sandro Dandara dan Weny Kana tersebut berlangsung hangat dan meriah.

Acara diawali dengan pengantar dari seorang anggota FAN, Wilson Therik tentang cikal-bakal FAN dan NTT Academia Award yang pertama kali diselenggarakan tahun 2007. 
Untuk penyelenggaraan NTT Award tahun ini, menurut Wilson, calon pemenang diseleksi sejak bulan Juli lalu. Dari sekian banyak putra-putri NTT yang sukses, terpilih 11 orang yang terbagi dalam tiga kategori.

Acara selanjutnya, panitia memperlihatkan profil para nominator melalui media audio visual. Acara puncak yang ditunggu akhirnya tiba dengan pengumuman pemenang kategori I yang disampaikan pasangan Pemimpin Umum SKH Pos Kupang Damyan Godho dan pimpinan Yayasan Alfa Omega, Dra. Sofia de Haan. Setelah melalui visualisasi, Sofia menyebutkan nama Siprianus Paulus Dawan sebagai pemenang kategori I.

Pengumuman kategori II disampaikan oleh trio Prof. Vincent Gaspersz, Fary Francis dan Sr. Selvy. Sr. Selvy akhirnya menyebut nama Zet Malelak sebagai pemenang kategori II. Selanjutnya, pengumuman kategori III disampaikan pasangan Kepala UPTD Museum Negeri Kupang, Leonard Nahak dan Sylvia Fanggidae. Silvya menyebut nama Yovita Meta sebagai pemenang yang disambut dengan tepuk tangan hadirin.

Acara sederhana, namun penuh makna itu berlangsung hampir tidak beda dengan pengumuman Piala Citra (Fesvifal Film Indonesia/FFI) dan Piala Vidia (kompetisi sinetron Indonesia). (alf)


Penghargaan Pertama di NTT

PERAIH NTT Award 2008 kategori II, Ir. Zet Malelak dalam sambutan kemenangannya mengatakan, penghargaan yang baru diterimanya merupakan pertama dari pihak lain, meskipun kerja kerasnya bersama waga Dusun Uel tidak untuk mendapat menghargaan. "Ini baru pertama saya mendapat penghargaan ini," jelasnya.

Dia juga menyampaikan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang telah memberinya kesempatan untuk meraih kemenangan ini. Dia menyampaikan penghargaan kepada dua nominator kategori II, Orpha Naomi Sir dan Wilhelmus Mimi. 
Dia memilih mengembangkan jagung di Dusun Uel karena jagung merupakan makanan pokok orang NTT. Dia ingin orang NTT tidak melupakan masa lalunya yang biasa mengonsumsi jagung.

Yovita Meta, peraih NTT Academia Award kategori III, mengatakan, sepanjang perjalanan karyanya, dia sudah mendapat penghargaan Prince Claus Award, namun ia belum pernah mendapat penghargaan di NTT. 

"Saya sudah ke mana-mana, tapi akhirnya di rumah saya sendiri pun saya dihargai. Saya takut, saya mendapat penghargaan di luar, tapi orang di NTT tidak mengenal saya," katanya. 

Yovita hendak mendedikasikan penghargaan diraihnya bagi seniman-seniman tenun ikat yang tidak pernah kenal menyerah dalam mempertahankan, melestarikan dan mengembangkan tenun ikat di Flobamora.

Di tempat terpisah, nominator kategori II, Wilhelmus Mimi asal Sikka mengatakan, kerja kerasnya membangun kebun kakao dan membantu petani lainnya di Sikka belum pernah mendapat penghargaan dari pemerintah. Menurutnya, penghargaan ini merupakan pertama dan membuatnya bangga dan senang.

Sebelumnya, peraih NTT Academia Award kategori I, Siprianus Dawan menyampaikan terima kasih kepada FAN yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Dia juga berterima kasih kepada kedua orangtuanya, para dosen pembimbing dan wartawan yang yang telah mempublikasi karyanya. (alf)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes