dion bata
SOE, PK -- Pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) SoE belum mempelajari berkas tersangka mantan Wakil Bupati TTS, Drs. Pieter R Lobo, dalam kasus illegal logging 211 pohon jati di kawasan Hutan Fatuanas, Desa Lilo, Kecamatan Amanatun Utara. Belum dipelajarinya berkas itu lantaran belum ada petunjuk dari Kajari SoE, Risma H Lada, S.H tentang jaksa yang ditunjuk sebagai penuntut umumnya.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) SoE, Risma H Lada, S.H, yang dikonfirmasi melalui Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum), Herry Franklin, S.H, Sabtu (23/5/2009) malam, menuturkan meski berkas itu dilimpahkan ke bagiannya, ia belum berani memutuskan memeriksa berkas tersebut.
Menurutnya, berkas tersangka Pieter R Lobo masih ada di mejanya sejak ia terima, Jumat (22/5/2009) lalu. "Kami masih bingung apakah penuntut umum dalam kasus ini saya dengan Pak Piter Selan (Kasi Intel, Red) atau diserahkan jaksa yang sudah menangani berkas tersangka mantan Bupati TTS, Daniel Banunaek dan mantan Kadishut TTS, John Mella. Untuk itu kami akan berkoordinasi lagi dengan ibu Kajari selaku pimpinan Kejari SoE," ujar Herry.
Tentang petunjuk untuk memeriksa Luis da Costa sebagai saksi terkait peran tersangka Pieter R Lobo dalam kasus ini, Herry membenarkannya. Saat itu ia berkonsentrasi pada peran Luis Da Costa yang berhubungan langsung dengan tersangka Piter R Lobo dalam kasus ini.
Diberitakan sebelumnya, berkas tersangka kasus illegal logging lainnya, mantan Wakil Bupati TTS, Pieter R Lobo telah dikirim Polres TTS ke Kejari SoE, Selasa (19/5/2009). Berkas itu dilimpahkan setelah polisi melengkapi petunjuk yang diminta penuntut umum Kejari SoE.
Kapolres TTS, AKBP Suprianto yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim, AKP Sandy Sinurat, Rabu (20/5/2009) siang, membenarkan dikirimkannya berkas Piter R Lobo ke Kejari SoE. Sebelumnya ia mengharapkan pelimpahan berkas Pieter Lobo yang ketiga kalinya tidak akan mengalami kekurangan material dan formil. (aly)
Pos Kupang edisi Senin, 25 Mei 2009 halaman 1
Posted in: KKN on NTT
