Arjen Robben saat tiba di Jakarta 5 Juni 2013 |
Antusias pun diperlihatkan Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal. Van Gaal menyapa para wartawan dengan bahasa Indonesia dalam konferensi pers di Hotel Sangri La Jakarta, Rabu (5/6/2013). Van Gaal agaknya sungguh menyadari bahwa menyapa seseorang dalam bahasa ibunya akan membekas sekaligus berkesan.
"Pertama, saya senang di sini," ujarnya dengan kalimat terbata-bata. Van Gaal datang bersama tim De Oranje guna melakoni laga persahabatan melawan Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (7/6/2013) malam ini.
Kunjungan kali ini memang bukan yang pertama kali bagi mantan pelatih Bayern Muenchen itu. Beberapa tahun lalu Van Gaal pernah ke Jakarta dan mengunjungi beberapa daerah wisata seperti Kota Tua dan Jalan Surabaya yang terkenal sebagai sentra barang antik. Dia senang dengan keramahtamahan orang-orang Jakarta. Cuma satu yang bikin galau yakni kemacetan lalu lintas serta banyaknya sepeda motor berseliweran di ibu kota yang dia sebut dengan skuter.
Kembali ke urusan sepakbola, sangat menarik sikap dan cara pandang pelatih ini. Meski secara kualitas tim De Oranje jauh dari timnas Indonesia, namun dalam jumpa pers tersebut Louis Val Gaal menegaskan timnya akan bermain dengan sprit profesionalime melawan Indonesia. "Ketika Anda menjadi pelatih dan pemain profesional, Anda akan bersikap profesional. Seperti sudah saya katakan kami selalu hormat kepada lawan kami," ungkapnya.
Van Gaal tidak asal omong. Hampir semua pemain terbaik Belanda dia boyong ke Jakarta untuk melawan Indonesia, tim anak bawang yang jauh dari prestasi monumental. Van Gaal membawa seperti Wesley Sneijder, Robin van Persie, Arjen Robben, Dirk Kuyt, Johnny Heitinga dan pemain lain yang sudah tidak asing lagi dengan penggemar sepakbola di ini negeri.
Bermain secara profesional dan menghormati lawan kiranya menjadi prinsip yang patut kita tiru dan aplikasikan.Cukup sering kita mengabaikan sikap profesional dalam membangun olahraga prestasi baik di tingkat daerah atau level nasional. Hasilnya sama-sama kita maklum, prestasi olahraga kita kalah bersaing dengan negara-negara lain bahkan untuk tingkat Asia Tenggara.
Menghormati lawan, apapun kondisinya. Begitulah jiwa olahragawan sejati. Sikap yang sama pun dapat diterapkan dalam lapangan hidup yang lain, misalnya di jagat politik praktis yang mensyaratkan duel secara sehat. Kita memetik spirit De Oranje itu dari kunjungannya ke Jakarta. Tidak penting hasil akhir laga malam ini. Kalah atau menang, timnas Indonesia pasti mendapat pembelajaran yang luar biasa.*
Sumber: Tribun Manado 7 Juni 2013 hal 10