Ladang Duit Bernama Indonesia

Tahun 2013 tidak hanya menjadi ajang bagi para politikus untuk tebar pesona jelang pemilihan Presiden Indonesia tahun depan. Tahun ini sekaligus menjadi ajang bagi tiga klub raksasa Premier League, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea untuk menebar jala bisnisnya di Indonesia.

Popularitas Premier League sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Kompetisi yang terbentuk sejak 1992 itu disiarkan ke lebih 212 wilayah dan disaksikan lebih dari 643 juta pemirsa di seluruh dunia.

Di Indonesia yang masyarakatnya terkenal sebagai penggila sepakbola, hak siar Premier League selalu menjadi rebutan sejumlah media. Kepopuleran Premier League di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penggemar klub-klub peserta. Komunitas penggemar klub Premier League bermunculan seperti Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, Manchester City, bahkan hingga klub-klub medioker sekelas West Ham United dan Newcastle United.

Berdasarkan survei pada 2012, penggemar Manchester United di Indonesia diperkirakan mencapai 55 juta orang. Gooner (sebutan untuk penggemar Arsenal)  mencapai 1,4 juta orang. Komunitas Big Reds dan CISC (Chelsea Supporter Indonesia Club) misalnya, saat ini mereka masing-masing memiliki jumlah anggota hingga 9000 dan 12000 orang.

Tidak bisa dipungkiri loyalitas pun akhirnya selalu terhubung dengan royalitas. Seorang penggemar sejati rela merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa berjumpa dengan klub kesayangan dan pemain idola. Hubungan semacam ini yang akhirnya terendus oleh naluri bisnis klub-klub Premier League sebagai kesempatan besar untuk mengeruk keuntungan.

"Tahun lalu, saat kami berada di Malaysia, kami kedatangan banyak fans Indonesia yang menempuh perjalanan dari Indonesia ke Kuala Lumpur untuk melihat tim kami. Saat itu kami tahu kami harus datang ke Indonesia," ujar CEO Arsenal, Ivan Gazidis.

"Indikator kami adalah penggemar. Pasar terbesar di dunia, dari segi penggemar, berada di Indonesia," kata Manajer Regional Manchester City wilayah Asia, Ryan Norys, seraya mengumbar rencana kedatangan mereka ke Indonesia pada 2015. Dengan penggemar sebagai indikatornya, sangat beralasan mengapa klub-klub Premier League mulai menggaet perusahaan-perusahaan besar Indonesia.

Arsenal pun berhasil menggandeng penyedia jasa telekomunikasi Telkomsel. Sementara Liverpool jauh sebelumnya telah menggandeng maskapai Garuda Indonesia, dan telah diperpanjang tiga tahun lagi. Adapun Chelsea makin meningkatkan kerja sama dengan bank plat merah Bank Negara Indonesia (BNI).

Itu pun belum termasuk Manchester United yang mengikat kerja sama dengan Bank Danamon dan ban Achilles/Corsa, serta Manchester City dengan minuman energi Extra Joss.

Kesepakatan ini sangat murni bisnis. Menjelang akhir tahun 2012, Arsenal misalnya, terancam kehilangan sponsor jika tidak lolos ke Liga Champions musim 2013/14. Semakin banyak sponsor, semakin leluasa pula pergerakan klub-klub Premier League, baik di bursa transfer maupun operasional mereka sehari-hari.

Sebagai kompensasi mengikat kerja sama dengan perusahaan Indonesia, klub-klub Premier League harus mengunjungi Indonesia. Selama Juli ini, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea berbondong-bondong ke Indonesia dalam rangka tur pramusim. Embel-embelnya adalah mendekatkan diri dengan para penggemar di Indonesia.

Kesan untuk menghibur penggemar benar-benar dibungkus secara rapi. Klub-klub Premier League memberikan kesempatan kepada penggemar untuk mendapatkan tanda tangan, berfoto bersama, serta menyaksikan permainan mereka secara langsung dari jarak dekat.

Melalui kegiatan-kegiatan seperti itu hubungan antara loyalitas dan royalitas semakin jelas terlihat. Demi bertemu klub kesayangan atau sekedar memeriahkan suasana, penggemar di Indonesia rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar tiket kegiatan dan pernak-pernik seputar klub kesayangan.

Hal seperti ini juga bisa dilihat dari apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar Indonesia. Telkomsel berencana mengajak 10 orang pelanggannya untuk menyaksikan pertandingan Arsenal di Emirates Stadium.

Danamon bahkan sudah beberapa kali mengirimkan nasabah pengguna kartu debit/kredit Manchester United mencicipi atmosfer Old Trafford dan bertemu para pemain The Red Devils.     Semakin banyak yang anda keluarkan, semakin besar pula kesempatan anda berjumpa klub dan pemain kesayangan.

Saling Menguntungkan   
Namun demikian, jangan selalu melihat kunjungan dan ikatan kerja sama tersebut membuat masyarakat Indonesia seperti budak imperialisme sepakbola. Pada kenyataannya, kunjungan dan ikatan kerja sama merupakan bentuk apresiasi yang diberikan oleh bangsa asing.     Secara umum, hubungan klub Premier League dengan Indonesia merupakan hubungan yang saling menguntungkan.

Persepakbolaan Indonesia turut kecipratan efek positif dari kunjungan klub-klub Premier League. Kesempatan melawan pemain-pemain kelas dunia membuat para pemain Indonesia bisa menambah jam terbang . "Ini pengalaman berharga bagi pemain," kata penjaga gawang Timnas Indonesia Kurnia Meiga.

Tidak kalah penting adalah keuntungan yang diperoleh Indonesia dalam berbagai aspek. Tidak bisa dipungkiri dalam beberapa tahun terakhir citra Indonesia sungguh tercoreng akibat kasus-kasus peledakan bom dan ketidakstabilan ekonomi.

Terakhir, hanya sehari sebelum Manchester United mengunjungi Indonesia pada 2009 silam, hotel tempat mereka akan menginap dibom oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Manchester United batal datang dan citra Indonesia semakin buruk.

Kini setelah kunjungan Arsenal, Liverpool, dan Chelsea berlangsung lancar dan aman, menjadi indikator bahwa Indonesia sudah aman untuk dikunjungi. Kunjungan ini juga membuat pariwisata dan kekayaan budaya Indonesia turut terangkat. Untuk mempromosikan kunjungan mereka ke Indonesia, sejumlah Arsenal mengenakan batik dan memainkan alat musik gamelan. Liverpool dan Chelsea juga meluncurkan situs resmi mereka dengan bahasa Indonesia.

Kerja sama klub-klub Premier League dengan perusahaan-perusahaan besar Indonesia pun menunjukkan perekonomian di Indonesia mulai sehat. Logikanya sederhana, jika tidak sehat, mana mungkin mereka mau berbisnis dengan Indonesia.Indonesia sukses menjadi ladang uang yang subur.

Kunjungan ke Indonesia pun membuat Manajer Liverpool, Brendan Rodgers, sangat terkesan. Pria asal Irlandia Utara ini menyebut atmosfer pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno membuat dirinya merasa seperti di Anfield. Rodgers juga terkesan atas keindahan dan keramahan orang Indonesia.

"Saya akan bercerita tentang negara ini. Keramahtamahan di sini sangat menyenangkan. Saya akan katakan kepada anak-anak saya dan orang-orang untuk ke sini sekembalinya saya ke Inggris," kata Rodgers. Proficiat Indonesia! (Oleh Deodatus Pradipto, Wartawan Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes