Umbu Mehang Sekubur dengan Kakeknya

WAINGAPU, PK -- Sesuai tradisi bangsawan Sumba Timur, jenazah Bupati Sumba Timur, Ir. Umbu Mehang Kunda yang wafat Sabtu (2/8/2008), akan dimakamkan dalam satu liang lahat dengan jenazah kakeknya, Umbu Nai Hanggongu yang wafat puluhan tahun silam.

Kerabat dekat almarhum, Umbu Mbani Awang yang ditemui di Kampung Adat Praiawang Rende -- kampung dimana jenazah Bupati Mehang akan disemayamkan sampai November 2008 -- Selasa (5/8/2008), mengatakan, jenazah almarhum nantinya disemayamkan di dalam satu kubur dengan jenazah sang kakek.

Dengan begitu, paparnya, pada saat isteri almarhum Mehang meninggal, jenazahnya bisa bergabung satu kubur dengan almarhum dan sang kakek. Kalau jenazah Mehang disemayamkan satu kubur dengan jenazah ayah kandungnya, Umbu Mbani Awang, maka
ketika isteri almarhum Mehang meninggal jenazahnya tidak bisa satu kubur dengan jenazah Mehang. Sebab, sesuai adat Sumba, jenazah menantu tidak boleh berada satu kubur atau bahkan dekat dengan jenazah atau kubur ayah mertua.

"Jangankan sudah meninggal, masih hidup saja, sesuai adat orang Sumba, menantu perempuan tidak boleh dekat dengan mertua laki-laki," jelas Umbu Mbani Awang.

Yang bisa berada dalam satu kubur dengan jenazah ayah kandung almarhum, kata Umbu Mbani, yakni anak laki-laki dari almarhum Mehang karena cucu menantu perempuan bisa dekat dengan kakek mertua laki-laki.
Mengingat kubur kakek almarhum Mehang sempit, kata Umbu Mbani, maka sebelum penguburan jenazah almarhum Mehang, kubur tersebut harus direhab kembali.

"Pelebaran kubur kakeknya itu, sudah direncanakan oleh
beliau semasa hidupnya. Namun belum sempat direhab, beliau sudah meninggal," katanya.
Jenazah almarhum Mehang, hari ini dimasukkan ke dalam peti jenazah. Jenazah almarhum akan diserahkan oleh pemerintah kepada keluarganya pada hari Jumat (8/8/2008). Setelah diserahkan, jenazah almarhum akan dibawa ke Praiawang Rende.

Pantauan Pos Kupang di kampung itu, kemarin, persiapan penyambutan jenazah belum terlihat. Yang ada baru batu kubur almarhum yang diambil dari batu alam sekitar kampong adat tersebut.

Menurut Umbu Mbani Awang, pembicaraan untuk persiapan penyambutan jenazah almarhum baru akan dilakukan setelah hari terakhir atau hari penutupan upacara penguburan jenazah kakak almarhum yang dikuburkan Sabtu (2/8/2008) tepat di hari meninggalnya almarhum.

"Hari ini, merupakan acara penutupan penguburan jenazah kakaknya almarhum. Karena masih ada acara ini, jadi persiapan penyambutan jenazah belum kita bicarakan. Pembicaraan menyangkut persiapan penyambutan jenazah akan kita lakukan setelah penutupan acara penguburan kakaknya
beliau," katanya.

Umbu Mbani mengatakan, perlakuan terhadap jenazah
almarhum Bupati Mehang tidak berbeda dengan jenazah bangsawan Sumba lainnya. Jenazah akan disambut dan disemayamkan di rumah besar (rumah mayat). Penyambutan jenazah almarhum ditandai dengan pemotongan satu ekor kerbau. Selanjutnya jenazah almarhum akan disemayamkan di dekat tiang penyandar mayat yang ada di salah satu ruangan dalam rumah besar. Tiang penyandar mayat ini berada sejajar dengan tiang tempat hamayang (sembahyang).

Disebut tiang penyandar mayat karena mayat penganut Marapu biasanya disandarkan dalam posisi duduk.
"Kalau almarhum masih kepercayaan Marapu, posisi
jenazahnya duduk dan disandarkan ke tiang mayat. Tetapi karena almarhum sudah Kristen maka petinya yang diletakkan di dekat tiang mayat, " katanya. (dea)

Pos Kupang edisi Rabu, 6 Agustus 2008, halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes