HARI itu, Sabtu (25/10/2008). Pos Kupang yang merasa penasaran dengan cerita tentang keunikan Kelimutu datang ke Kelimutu. Bukan untuk melihat Danau Tri Warna Kelimutu, melainkan melihat apa yang dinamakan dengan Begonia Kelimutuensis.
Hasil studi komunitas Flora dan Fauna Taman Nasional Kelimutu -- yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Kelimutu bekerja sama dengan Pusat Penelitian Biologi-LIPI-Bogor pada tahun 2007 lalu -- menemukan bahwa di Taman Nasional Kelimutu terdapat satu spesies yang menjadi kekhasan Taman Nasional Kelimutu yakni Uta Onga atau dalam bahasa Latin disebut Begonia Kelimutuensis.
Sangatlah beralasan kalau Uta Onga dinamakan Begonia Kelimutuensis. Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gatot Soebiantoro, nama itu diberikan karena spesies itu hanya ditemukan di Taman Nasional Kelimutu.
Dengan menumpang kendaraan milik Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Pos Kupang meluncur ke Taman Nasional Kelimutu. Petugas Balai Taman Nasional Kelimutu, Gae Pius, menyambut. Di pintu masuk Gae Pius menunjukkan kepada Pos Kupang keberadaan Uta Onga yang sedang disemaikan bersama dengan sejumlah pohon Turuwara yang juga menjadi ciri khas Taman Nasional Kelimutu.
"Di sini kami baru bibit satu anakan saja. Tapi, kalau untuk melihat lebih jauh keberadaan Uta Onga, nanti bisa dilihat di arboretum karena di sana Uta Onga tumbuh di habibat aslinya," kata Gae Pius. Dia pun dengan sukarela mengantar ke Arboretum yang dibuat oleh Balai Taman Nasional Kelimutu.
Mendengar nama Arboretum terasa cukup asing. Namun, ketika tiba di lokasi yang terletak di sekitar area parkir sebelum menuju Danau Kelimutu, Arboretum itu ternyata biasa-biasa saja, karena memang pohon-pohon yang ada di tempat tersebut tumbuh dan berkembang dalam habitat aslinya. Yang menjadi luar biasa, pohon-pohon yang tumbuh di lokasi tersebut mayoritas mewakili semua keberadaan pohon yang ada di Balai Taman Nasional. Dengan demikian, amatlah wajar kalau pengelola Balai Taman Nasional Kelimutu menjadikan area tersebut sebagai Arboretum. Pengelola memberikan nama-nama pada setiap pohon yang ada di Arboretum yang dibedakan berdasarkan jenisnya masing-masing.
Dalam Arboretum yang didominasi oleh pohon-pohon berukuran tinggi, terdapat juga tiga rumpun anakan Uta Onga. Keberadaan Uta Onga semakin istimewa karena ketika dikunjungi saat itu sedang mekar sehingga terasa sedap dipandang.
Menurut pemandu Gae Pius, bagi warga di sekitar Tamana Nasional Kelimutu, keberadaan Uta Onga sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak zaman nenek moyang tanaman tersebut sudah dikenal oleh warga dan menjadikannya sebagai sayur asam. Bahkan Gae Pius memiliki pengalaman pribadi. Ketika melakukan patroli, dia kehabisan bekal. Untuk mengatasi rasa laparnya, dia mengonsumsi Uta Onga. "Rasanya agak asam. Silakan cicipi sedikit," kata Gae Pius kepada Pos Kupang. Tawaran tersebut langsung disambut. Rasanya memang sedikit asam.
Bagi sejumlah warga di sekitar Taman Nasional Kelimutu keberadaan Begonia Kelimutuensis mungkin terasa asing. Tapi kalau yang dimaksud adalah Uta Onga, maka dengan gampang mereka akan menunjuk dan memberikan penjelasan tentang keberadaan tanaman langka tersebut, termasuk kegunaanya.
"Yang kami tahu adalah Uta Onga. Namun, kalau ditanya soal Begonia Kelimutuensis, kami tidak tahu," kata Sisca, seorang penjual kain.
Menurut Sisca, dulu sewaktu dia masih kecil, Uta Onga kerap dijadikan lalapan ataupun bumbu yang dimakan bersama ubi yang dikeringkan. Sisca yang diperkirakan berumur 60 tahun mengatakan, kini Uta Onga sudah jarang dipakai sebagai lalapan atau bumbu dapur karena masyarakat sudah mengenal berbagai aneka bumbu penyedap modern.
Hal senada juga diungkapkan oleh penjual kain lainnya yang mengaku bernama Vinsensia. Menurut dia, Uta Onga kerap dijadikan sebagai bumbu atau kuah asam pengganti asam. Ketika hendak memasak ikan, Uta Onga dapat dijadikan sebagai pengganti asam. "Rasanya tidak kalah sedap dengan bumbu dapur yang lainnya," kata Vinsensia.
Sebagai warga di daerah Kelimutu, Vinsensia merasa bangga, ternyata tanaman yang selama ini mereka anggap biasa-biasa saja merupakan tanaman langka yang cuma ada di Taman Nasional Kelimutu. (habis)