KUPANG, PK -- Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali menyepakati kerja sama pembangunan kawasan Sunda Kecil, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan oleh kepala daerah masing- masing di Kupang, Sabtu (20/12/2008).
Mereka yang menandatangani nota kesepakatan adalah Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur NTB, KH M. Zainul Majdi, MA dan Ketua DPRD Bali, Ida Bagus Putu Wesnawa, BA mewakili Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
Acara penandatangan dilaksanakan dalam upacara peringatan HUT Pesta Emas NTT ke 50 yang jatuh Sabtu kemarin di Aula El Tari, disaksikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Dr. Kusmayanto Kadiman, Ketua DPRD NTT, Drs. Melkianus Adoe, Ketua DPRD NTB, Suhaili F.T, M.
Turut menyaksikan dari tempat duduk, mantan Gubernur NTT, dr. Ben Mboi dan Herman Musakabe, enam kepala daerah yaitu Bupati Sumba Barat, Julianus Poteleba, Penjabat Bupati Sumba Barat Daya, Ir. Emanuel Babu Eha, Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sappi Pateduk, Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, Bupati Kupang, Drs. Ibrahim A Medah dan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, serta undangan lainnya.
Sebagaimana diketahui, NTT, NTB dan Bali sebelumnya tergabung dalam Propinsi Sunda Kecil berdasarkan PP Nomor 21 Tahun 1950 (Lembaran Negara Tahun 1950 No.59). Nama Sunda Kecil ini diubah menjadi Nusa Tenggara berdasarkan UU Darurat Nomor 99 Tahun 1954, yang kemudian ditetapkan sebagai UU tanggal 6 Februari 1958.
Berdasarkan UU Nomor 64 Tahun 1958, Propinsi Nusa Tenggara dibagi dalam tiga daerah Swatantra Tingkat I yakni Daerah Swantantra tingkat I Bali, Daerah Swantantra NTB dan Daerah Swantantra NTT.
Gubernur NTB, KH M. Zainul Majdi, MA mengatakan, kerja sama ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu ada kesamaan historis (sejarah), geografis, aspek pertahanan dan keamanan, perhubungan serta ketertinggalan pembangunan jika dibanding dengan daerah lain.
"NTT dan NTB menjadi garda terdepan bagi pertahanan. NTT berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. Tentu, perlu pengaturan-pengaturan kontribusi pembanguan untuk penguatan. Pembangunan belum terimplementasi secara merata. Resonansi pembangunan semakin ke timur semakin kecil," kata Zainul Majdi.
Tiga wilayah ini, kata dia, juga memiliki fungsi pertahanan keamanan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Jalur perairan laut juga bisa menjadi jalur alternatif perdagangan karena jalur yang selama ini dilewati yaitu Selat Malaka sudah semakin jenuh. Dia mengharapkan agar pemerintah pusat perlu memberikan perhatian secara sungguh-sungguh terhadap pembangunan di berbagai sektor di kawasan Sunda Kecil.
Zainul Majdi juga mengatakan, kerja sama ini dapat menjadi contoh dalam menumbuhkan semangat pluralitas di Indonesia karena Bali dengan mayoritas penduduk beragama Hindu/Budha, NTB dengan mayoritas penduduk beragama Muslim dan NTT dengan mayoritas penduduk beragama Kristen.
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, mengatakan, setelah penandatanganan naskah kerja sama pembangunan kawasan Sunda Kecil ini akan dilanjutkan dengan rapat teknis. "Kita saling mendorong, saling membantu, bekerjasama di berbagai bidang," kata Lebu Raya. Pada kesempatan itu, Lebu Raya juga meminta dukungan semua pihak termasuk para bupati dan walikota se-NTT.
Peringatan HUT Pesta Emas NTT diwarnai dengan penampilan keanakaragaman potensi lokal. Mereka yang mengikuti acara mengenakan pakaian adat daerah masing-masing. Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, mengenakan busana adat lamaholot dengan ikat kepala dari daun lontar. Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay mengenakan pakaian adat Timor. Bupati dan Walikota yang hadir juga mengenakan pakaian adat masing- masing daerah. Demikian pula pejabat dan undangan lain.
Acara ini juga dihibur dengan nyanyian dan tarian daerah, dari beberapa etnis. Tidak ketinggalan, makanan yang disuguhkan juga makanan daerah yaitu jagung.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, HUT NTT hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk refleksi, permenungan dan intropeksi diri, melihat kembali perjalanan masa lalu dan menyusun langkah untuk menatap masa depan. "Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerja tekun dari kita semua untuk membangun daerah," kata Lebu Raya.
Peringatan HUT Pesta Emas ini juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada mereka yang berprestasi terhadap daerah, di antaranya Uskup Emeritus, Mgr. Pain Ratu, Piet A Tallo, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang dan Barnabas nDjurumana. (aca)
Pos Kupang edisi Minggu, 21 Desember 2008 halaman 1