WEETABULA, PK -- Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete-Jacob Malo Bulu, B.Sc (paket Konco) berjanji membangun desa-desa di kabupaten itu menjadi desa bercahaya, dengan menghadirkan listrik di desa-desa.
"Paket Konco berkomitmen membangun desa bercahaya. Desa bercahaya adalah desa yang jika malam hari, ada cahaya yang terpancar dari rumah-rumah warga di desa-desa. Kami akan membangun desa bercahaya dengan memanfaatkan potensi yang ada, yakni listrik tenaga surya," kata Kodi Mete ketika berkampanye di lapangan bola kaki Tambolaka, Kecamatan Laura, Senin (29/9/2008).
Kodi Mete mengatakan, dirinya rela mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati Sumba Barat, bukan untuk dirinya sendiri atau keluarganya, melainkan ingin mengajak seluruh petani untuk membangun SBD.
"Kenapa dengan para petani? Karena 95 persen penduduk SBD adalah petani. Kalau 95 persen petani kita bangun selama lima tahun dan taruhlah 60 persen petani menjadi petani yang profesional, petani berdasi, apa yang terjadi di SBD? Bukankah ada kesejahteraan? Bukankah ada kemajuan? Bukankah kita jauh dari kemiskinan? Inilah yang menjadi komitmen paket Konco," katanya.
Di hadapan para pendukung dan simpatisannya, Kodi Mete mengatakan, akan membangun ibukota SBD dengan mulai berkomunikasi dengan warga Laura, karena warga Laura adalah warga yang berdomisili di ibukota kabupaten baru itu. Dan kalau tidak ada komunikasi dengan warga setempat, pasti akan ada timbul masalah-masalah sosial. Kotanya maju dan rakyatnya yang tertinggal.
Sebagai kabupaten baru, konsep pembangunan Konco tidak dipisahkan antara kota dan desa. Bahkan Konco akan mulai membangun dari desa. Desa yang rakyatnya tidak lapar.
"Bukan tidak lapar karena beras miskin (raskin), tapi tidak lapar karena beras dari kebun atau dari ladangnya sendiri. Kalau begitu, mana akar masalahnya selama ini? Kebunnya, lahannya, cara kerjanya yang menjadi masalah. Oleh karena itu kita ubah menjadi kerja pintar. Setelah kerja pintar, apakah cukup? Lahan luas tidak terolah, kalau tidak tanam juga sia-sia. Maka harus tanam pintar, pelihara pintar, panen pintar, makan pintar dan tidak boros serta simpan pintar. Kalau tidak simpan pintar, begitu malapetaka datang, selesai semuanya. Inilah contoh membangun desa dengan rakyatnya agar tidak kelaparan," ujarnya.
Selain itu, paket Konco juga menyatakan akan membangun desa agar tidak kekurangan air bersih. Selama ini air menjadi masalah di SBD. Setiap hari warga selalu kekurangan air sehingga paket Konco akan sungguh-sungguh berupaya memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. Di daerah yang banyak terdapat air, Konco menyatakan akan mengajak warga setempat untuk mengoptimalkan air untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, seperti membangun tambak ikan, manfaatkan air untuk menanam sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Paket ini pun menyatakan akan memberi perhatian penuh pada ketertiban masyarakat. "Dengan pendekatan persuasif kita memanusiakan manusia, memberi pengarahan, bimbingan dan berusaha mencegah sebelum terjadi masalah," katanya.
Dia juga mengajak kader-kader posyandu untuk membangun bersama aparat desa, karena merekalah yang menjadi ujung tombak perbaikan kesehatan masyarakat. Kampanye paket Konco dimeriahkan Duta Band Weetabula. (cha)
Pos Kupang edisi Sabtu, 4 Oktober 2008 halaman 1
"Paket Konco berkomitmen membangun desa bercahaya. Desa bercahaya adalah desa yang jika malam hari, ada cahaya yang terpancar dari rumah-rumah warga di desa-desa. Kami akan membangun desa bercahaya dengan memanfaatkan potensi yang ada, yakni listrik tenaga surya," kata Kodi Mete ketika berkampanye di lapangan bola kaki Tambolaka, Kecamatan Laura, Senin (29/9/2008).
Kodi Mete mengatakan, dirinya rela mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati Sumba Barat, bukan untuk dirinya sendiri atau keluarganya, melainkan ingin mengajak seluruh petani untuk membangun SBD.
"Kenapa dengan para petani? Karena 95 persen penduduk SBD adalah petani. Kalau 95 persen petani kita bangun selama lima tahun dan taruhlah 60 persen petani menjadi petani yang profesional, petani berdasi, apa yang terjadi di SBD? Bukankah ada kesejahteraan? Bukankah ada kemajuan? Bukankah kita jauh dari kemiskinan? Inilah yang menjadi komitmen paket Konco," katanya.
Di hadapan para pendukung dan simpatisannya, Kodi Mete mengatakan, akan membangun ibukota SBD dengan mulai berkomunikasi dengan warga Laura, karena warga Laura adalah warga yang berdomisili di ibukota kabupaten baru itu. Dan kalau tidak ada komunikasi dengan warga setempat, pasti akan ada timbul masalah-masalah sosial. Kotanya maju dan rakyatnya yang tertinggal.
Sebagai kabupaten baru, konsep pembangunan Konco tidak dipisahkan antara kota dan desa. Bahkan Konco akan mulai membangun dari desa. Desa yang rakyatnya tidak lapar.
"Bukan tidak lapar karena beras miskin (raskin), tapi tidak lapar karena beras dari kebun atau dari ladangnya sendiri. Kalau begitu, mana akar masalahnya selama ini? Kebunnya, lahannya, cara kerjanya yang menjadi masalah. Oleh karena itu kita ubah menjadi kerja pintar. Setelah kerja pintar, apakah cukup? Lahan luas tidak terolah, kalau tidak tanam juga sia-sia. Maka harus tanam pintar, pelihara pintar, panen pintar, makan pintar dan tidak boros serta simpan pintar. Kalau tidak simpan pintar, begitu malapetaka datang, selesai semuanya. Inilah contoh membangun desa dengan rakyatnya agar tidak kelaparan," ujarnya.
Selain itu, paket Konco juga menyatakan akan membangun desa agar tidak kekurangan air bersih. Selama ini air menjadi masalah di SBD. Setiap hari warga selalu kekurangan air sehingga paket Konco akan sungguh-sungguh berupaya memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. Di daerah yang banyak terdapat air, Konco menyatakan akan mengajak warga setempat untuk mengoptimalkan air untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, seperti membangun tambak ikan, manfaatkan air untuk menanam sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Paket ini pun menyatakan akan memberi perhatian penuh pada ketertiban masyarakat. "Dengan pendekatan persuasif kita memanusiakan manusia, memberi pengarahan, bimbingan dan berusaha mencegah sebelum terjadi masalah," katanya.
Dia juga mengajak kader-kader posyandu untuk membangun bersama aparat desa, karena merekalah yang menjadi ujung tombak perbaikan kesehatan masyarakat. Kampanye paket Konco dimeriahkan Duta Band Weetabula. (cha)
Pos Kupang edisi Sabtu, 4 Oktober 2008 halaman 1