Blegur Berantas KKN, Pally Urus Pendidikan

KALABAHI, PK -- Dewan Adat Masyarakat Alor (DAMA) menyelenggarakan diskusi publik tentang Pilkada dan Wajah Alor di Aula Hotel Nusa Kenari Kalabahi, Sabtu (6/9/2008). Tampil sebagai nara sumber adalah Drs. Imanuel Blegur, M.Si dan Drs. Simeon Th Pally. Pemateri lainnya, yaitu Drs. Abraham Maulaka dan Drs. Amon Djobo, berhalangan hadir. Kegiatan dengan tema, Mencari Pemimpin Membangun Kesejahteraan Rakyat Alor, ini dibuka Ketua DAMA, Nelson Bolling.

Imanuel Blegur yang juga calon bupati Alor menegaskan, jika ingin Alor bebas dari masalah korupsi, maka upaya penanganannya harus mulai dari kepala, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari top executive. Penanganan mulai dari bawah tidak efektif karena biasanya orang di posisi bawah cenderung mengikuti atasannya.

Blegur mengatakan, namanya korupsi itu cenderung sangat dekat dengan seluruh tatanan pemerintahan atau birokrasi. Untuk itu cara terbaik untuk memberantas korupsi harus dimulai dengan reformasi birokrasi.

Menurut Blegur, ada beberapa langkah untuk menjadikan birokrasi ideal, yaitu menata nilai, pembenahan kelembagaan, dan pembentukan SDM birokrat yang handal.

Perlu juga membangun kerja sama antarlembaga, antara pemda dan aparat penegak hukum, termasuk dengan KPK. Blegur juga mengatakan, persoalan lain yang melilit Alor adalah masih minimnya infrastruktur dan penerangan.

Blegur mengungkapkan, di daerah ini masyarakat yang menikmati listrik baru 20-30 persen. Untuk itu, harus diupayakan pengembangan listrik di daerah di antaranya dengan teknologi geothermal.

Masalah lainnya yang diangkat Blegur adalah soal air bersih, upaya memajukan pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Sementara Simeon Pally yang juga calon bupati mengatakan, akan memberikan jaminan kepada masyarakat dalam kehidupan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Upaya yang dilakukan secara terintegral karena ketiga domain yang ada merupakan satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.

Mengenai sektor pendidikan, Pally mengatakan, persoalan di Alor adalah soal mutu dan jumlah kelulusan siswa yang rendah. Untuk mencapai ini, sejumlah aspek harus dilihat, baik menyangkut guru, khusunya guru-guru terpencil, masalah perjalanan untuk guru yang tidak ada, keterbatasan dana pendidikan, dan menyiasati sistem pembelajaran di daerah ini yang dari segi topografinya cukup sulit.

"Untuk masalah pendikan ini, saya telah menyiapkan strategi khusus untuk memajukannya," kata Pally. (oma)

Pos Kupang edisi Selasa, 9 September 2008 halaman 8
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes