dion bata
TEKAD Kejari Ruteng menuntaskan dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) proyek ubi aldira di Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan di Manggarai Barat tidak main-main. Setelah Senin pekan lalu menahan kadis kantor ini, Matheus Janing, Selasa (10/3/2009) siang, Kejari Ruteng menahan Direktris UD SGS, Rinda Jati. Kontraktor pelaksana proyek ubi aldira ini ditahan di Lembaga Permasyarakatan (LP) Carep Ruteng.
Kepala Kejaksaan Negeri Ruteng, Timbul Tamba, S.H, melalui Kepala Cabang Kacabjari Labuan Bajo, Dwi Agus Arfiyanto, S.H, kepada wartawan menjelaskan, penahanan Rinda Jati, pensiunan pegawai sipil TNI ini mengacu pada aturan. "Tersangka ditahan selama 20 hari," kata Timbul.
Timbul menjelaskan, dari hasil penyelidikan dan penyidikan, proyek pengadaan stek ubi kayu di Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan itu telah mengakibatkan kerugian negara Rp 400 juta dari pagu anggaran Rp 2,8 miliar. Kerugian negara itu berdasarkan temuan BPKP yang melakukan audit investigasi terhadap proyek pengadaan stek ubi kayu tahun anggaran 2007.
Sebelum ditahan, Rinda diperiksa tim jaksa mulai pagi hari hingga Pukul 14.00 Wita. Selama pemeriksaan, suami tersangka, Suyono, setia menunggu di luar ruangan pemeriksaan. Pada saat istrinya keluar dari ruang sidang, sang suami yang adalah dosen di salah satu universitas di Jember itu menjemput dan menghantar sang istri ke mobil tahanan untuk dihantar ke LP Carep Ruteng. Rinda Jati terus menangis dan menutup wajahnya dengan jeket.
Proyek pengadaan stek ubi kayu tahun 2007 itu senilai Rp 2,8 miliar. Ada 12 juta stek ubi kayu didatangkan untuk dibudidayakan di Kecamatan Lembor pada areal 531 ha, Welak 198 ha, Sano Nggoyang 4,5 ha. Total seluruh lahan budidaya mega proyek itu 733,5 ha. Namun pelaksanaan proyek itu ditengarai masalah. Hasil audit BPKP menemukan kerugian negara sebesar Rp 448.000.000,00. (lyn)
Pos Kupang edisi Rabu, 11 Maret 2009 halaman 1
Posted in: KKN on NTT
