Demokrasi di Sumba Tengah

SUMBA Tengah segera memasuki babak menentukan sebagai salah satu daerah otonom baru di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hari Senin tanggal 8 September 2008, rakyat Kabupaten Sumba Tengah yang berhak memilih akan memilih secara langsung pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk masa bakti 2008-2013.

Kita memberi apresiasi positif terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panwas Pilkada, partai politik, Pemerintah Daerah, para calon bupati dan wakil bupati serta seluruh komponen masyarakat Kabupaten Sumba Tengah yang telah menjalani proses demokrasi ini dengan aman, lancar dan santun. Proses itu segera memasuki saat yang menentukan yaitu pencoblosan.

Sejauh pantauan kita, proses Pilkada Kabupaten Sumba Tengah berlangsung elok sejak awal. Tidak terdengar gejolak, riak dan rusuh yang merusak kehamornisan masyarakat di daerah pemekaran baru tersebut. Sekadar membandingkan dengan daerah lain yang juga sedang menjalani proses demokrasi yang sama, maka Kabupaten Sumba Tengah layak menjadi contoh. Selama masa kampanye, ketiga pasangan calon memperlihatkan kedewasaan mereka dalam berpolitik.

Mereka berkampanye secara santun. Tanpa gelagat sikut-menyikut dan saling melukai perasaan. Untuk situasi yang kondusif itu, ucapan terima kasih layak disampaikan kepada ketiga pasangan calon masing-masing, Drs. Umbu K Anagoga -Ir. Ferdi Samlati (Ana Ati), Drs. Umbu Sappi Pateduk - Umbu Dondu, B.A (Ubud) dan Ir. Obed Umbu Madiata - Umbu Ndena Bili, Sm.Th (Umade).

Demokrasi sejatinya memang tidak boleh dibangun dalam suasana riuh dan rusuh. Seorang demokrat juga berarti seorang yang santun. Tahu etika politik. Anti tindakan mencederai perasaan sesama. Modal utama tersebut kiranya sudah dimiliki Sumba Tengah sejak awal proses pilkada hingga menjelang hari H pencoblosan 8 September 2008. Jangan merusak suasana indah tersebut dengan tindakan tidak terpuji pada masa tenang ini, pada saat pencoblosan, perhitungan surat suara hingga keputusan akhir dari KPU setempat tentang siapa paket yang memenangkan Pilkada Sumba Tengah.

Kita maklum bahwa kekuasaan cenderung korup dan buta hati. Kekuasaan bisa merusak hubungan sosial, bahkan dengan saudara sendiri. Namun, siapa pun mampu mencegahnya jika kepentingan umum dijunjung tinggi. Kepentingan rakyat Sumba Tengah diletakkan sebagai tujuan utama dari proses Pilkada tersebut. Keteladanan menjadi penting. Dan, harapan ini kita berikan kepada para calon, para elite politik yang merupakan aktor utama pesta demokrasi perdana di Sumba Tengah.

Hari Senin 8 September 2008, sebanyak 24.315 pemilih akan mendatangi 135 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh wilayah Kabupaten Sumba Tengah. Semoga rakyat yang berhak memilih menggunakan haknya itu tanpa intimidasi, intervensi dan pengaruh buruk dari siapapun. Biarkan rakyat Sumba Tengah bebas memilih calon pemimpin mereka sesuai kata hati. Belajar dari berbagai pesta Pilkada yang telah selesai prosesnya, kita mengetahui bahwa rakyat lebih tahu siapa sesungguhnya pemimpin yang dipandang layak dan mampu memimpin mereka selama lima tahun.

Kerapkali pilihan mayoritas rakyat membalikkan prediksi banyak orang. Itulah demokrasi. Melalui pemilihan umum secara langsung, bebas dan rahasia, kedaulatan rakyat sungguh mendapat tempat terhormat. Oleh karena itu tidak boleh ada ruang untuk manipulasi dan menyalahgunakan suara rakyat. Sekali khilaf memanipulasi suara rakyat, dampaknya sangat serius dan merugikan semua pihak.

Menghadirkan Pilkada Sumba Tengah yang lancar, sukses dan demokratis merupakan ikhtiar kita bersama. Selamat mencoblos rakyat Sumba Tengah.
Pilihlah pemimpinmu yang dapat dipercaya. Sejalan antara kata dan perbuatan. Pemimpin yang mampu membawa perubahan. **

Salam Pos Kupang edisi Sabtu, 6 September 2008 halaman 14
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes