JAKARTA, PK -- Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Rully Chairul Azwar mengatakan, banyaknya partai-partai politik baru bermunculan, diantaranya sempalan Partai Golkar, dan tercatat sebagai peserta pemilu 2009, tidak membuat Partai Golkar khawatir pendukungnya akan digerogoti parpol baru tersebut.
"Justru Golkar sangat diuntungkan dengan maraknya kehadiran parpol-parpol baru tersebut. Rakyat tidak akan gegabah memilih parpol baru," ujar Rully Chairul Azwar menjawab wartawan di Jakarta, Minggu (31/8/2008).
Menurut Rully, sekarang ini rakyat sudah jenuh dengan banyaknya parpol baru sehingga rakyat akan berpikir buat apa memikirkan dan berpaling ke parpol baru, lebih baik memilih parpol yang sudah ada dan eksis.
"Rakyat akan berpikir yang pasti-pasti saja. Lebih baik mendukung parpol yang sudah ada ketimbang mengalihkan dukungan ke parpol yang belum teruji kemampuannya," ujarnya.
Menurut Rully, apalagi kalau pendirian parpol baru tersebut hanya bertujuan untuk kepentingan kekuasaan semata dari pendirinya, maka rakyat sudah pasti tidak akan memilihnya.
"Jadi jangan membuat partai hanya untuk ambisi kekuasaan pribadi. Kalau itu yang menjadi dasarnya, maka rakyat tidak akan suka," tegasnya.
Ditanya, bukankah dengan munculnya partai-partai yang didirikan mantan kader Golkar justru akan menggerogoti massa pendukung Golkar sendiri, Rully yang juga mantan anggota DPR RI itu menegaskan hal itu tidak akan terjadi karena massa Golkar sudah solid.
"Apalagi kalau tujuannya hanya untuk memenuhi ambisi pribadi demi mengejar kekuasaan semata, rakyat tidak akan memilihnya," kata Rully.
Menjawab mengenai penetapan capres Partai Golkar, Rully mengatakan, Golkar meski tidak lagi memakai mekanisme konvensi, akan mendasarkan penentuan capresnya berdasarkan survei yang kemudian diputuskan dalam Rapim. "Ini artinya kehendak pasar terhadap kandidat yang diajukan menjadi pertimbangan utama," ujarnya.
Sedangkan penentuan koalisi partai, Rully mengatakan dalam penentuan dengan partai mana Golkar berkoalisi, ada pertimbangan bahwa Goklar akan berkoalisi dengan partai yang dalam survei-survei mendapat dukungan pasar paling besar.
Sementara itu dalam syukuran atas keberhasilannya mencapai gelar master komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Sabtu, Rully mengatakan, koalisi dengan PDI Perjuangan (PDIP) itu sangat bagus. Tapi, ke depan koalisi itu tidak cukup hanya berdasarkan persamaan platform saja.
"Koalisi Golkar nanti selain berdasarkan idiologi, juga yang paling penting adalah siapa calon presidennya. Kalau sudah sama baru kita berkoalisi," tegas Wakil Sekjen Partai Golkar Rully Chairul Azwar. (Persda network/js)
Pos Kupang 1 September 2008 halaman 7
"Justru Golkar sangat diuntungkan dengan maraknya kehadiran parpol-parpol baru tersebut. Rakyat tidak akan gegabah memilih parpol baru," ujar Rully Chairul Azwar menjawab wartawan di Jakarta, Minggu (31/8/2008).
Menurut Rully, sekarang ini rakyat sudah jenuh dengan banyaknya parpol baru sehingga rakyat akan berpikir buat apa memikirkan dan berpaling ke parpol baru, lebih baik memilih parpol yang sudah ada dan eksis.
"Rakyat akan berpikir yang pasti-pasti saja. Lebih baik mendukung parpol yang sudah ada ketimbang mengalihkan dukungan ke parpol yang belum teruji kemampuannya," ujarnya.
Menurut Rully, apalagi kalau pendirian parpol baru tersebut hanya bertujuan untuk kepentingan kekuasaan semata dari pendirinya, maka rakyat sudah pasti tidak akan memilihnya.
"Jadi jangan membuat partai hanya untuk ambisi kekuasaan pribadi. Kalau itu yang menjadi dasarnya, maka rakyat tidak akan suka," tegasnya.
Ditanya, bukankah dengan munculnya partai-partai yang didirikan mantan kader Golkar justru akan menggerogoti massa pendukung Golkar sendiri, Rully yang juga mantan anggota DPR RI itu menegaskan hal itu tidak akan terjadi karena massa Golkar sudah solid.
"Apalagi kalau tujuannya hanya untuk memenuhi ambisi pribadi demi mengejar kekuasaan semata, rakyat tidak akan memilihnya," kata Rully.
Menjawab mengenai penetapan capres Partai Golkar, Rully mengatakan, Golkar meski tidak lagi memakai mekanisme konvensi, akan mendasarkan penentuan capresnya berdasarkan survei yang kemudian diputuskan dalam Rapim. "Ini artinya kehendak pasar terhadap kandidat yang diajukan menjadi pertimbangan utama," ujarnya.
Sedangkan penentuan koalisi partai, Rully mengatakan dalam penentuan dengan partai mana Golkar berkoalisi, ada pertimbangan bahwa Goklar akan berkoalisi dengan partai yang dalam survei-survei mendapat dukungan pasar paling besar.
Sementara itu dalam syukuran atas keberhasilannya mencapai gelar master komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Sabtu, Rully mengatakan, koalisi dengan PDI Perjuangan (PDIP) itu sangat bagus. Tapi, ke depan koalisi itu tidak cukup hanya berdasarkan persamaan platform saja.
"Koalisi Golkar nanti selain berdasarkan idiologi, juga yang paling penting adalah siapa calon presidennya. Kalau sudah sama baru kita berkoalisi," tegas Wakil Sekjen Partai Golkar Rully Chairul Azwar. (Persda network/js)
Pos Kupang 1 September 2008 halaman 7