KALABAHI, PK--Deklarator Partai Bintang Reformasi (PBR) Kabupaten Alor, yang juga pengurus inti PBR Alor hasil musyawarah cabang (Muscab) I tahun 2007, membakar semua atribut, termasuk bendera partai itu.
Tindakan deklarator PBR ini didukung sejumlah simpatisannya karena kecewa dengan Ketua DPW PBR Propinsi NTT yang membekukan sejumlah pengurus inti partai itu lantaran tidak mengamankan rekomendasi dukungan terhadap paket Simpati untuk maju dalam pilkada Alor.
Pemusnahan atribut PBR yang terdiri dari jaket, bendera, spanduk, dan dokumen-dokumen lain berlangsung di wilayah Tamiming, Kelurahan Kalabahi Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, Minggu (30/8/2008) sore.
Sebelum pemusnahan ini, para deklarator dan pengurus inti hasil muscab 2007 yang dibekukan, yakni Ketua Majelis Pakar, Kapitan Djou, dan anggota majelis pakar, Abdullah Kanu, Haji Abdulgani Beleng, Rasyid Jae, dan Suparto Ulumando, dan pengurus inti Ketua DPC, Suparman Umar Bara, Sekretaris, Latif Daka, dan Wasek, Syamsul Alam melakukan pertemuan.
Ketua DPC hasil muscab 2007, Suparman Umar Bara kepada wartawan menjelaskan, pihaknya merasa kecewa dengan pembekuan terhadap dirinya dan sejumlah pengurus inti PBR Alor belum lama ini oleh Ketua DPW PBR Propinsi NTT, hanya karena pihaknya tidak mengamankan rekomendasi dukungan terhadap paket Simpati dalam pilkada Alor.
Pembekuan yang dilakukan ini, tandas Umar Bara, tidak sesuai aturan sehingga pihaknya melakukan pemusnahan ini. Berkaitan dengan tindakan pemusnahan itu, Umar Bara menegaskan, siapa pun dia yang mau mempersoalkan dirinya siap meladeni.
Menurut Umar Bara, dalam proses pilkada di Kabupaten Alor ini, pihaknya memberikan dukungan untuk paket Amanat. Karena dari pengamatannya selama ini, paket Amanat telah memberikan sumbangsih baik kepada partai maupun masyarakat di daerah ini.
Umar Bara mengimbau pendukungnya agar memberikan hak suara kepada paket yang merupakan usulan mereka sebenarnya.
"Ini saya lihat karena masalah permintaan untuk pengurus dari propinsi mau datang ke Alor, tidak dilayani oleh Paket Amanat atau Haji Taufik beberapa waktu lalu. Itu kita tahu,"tandas Umar Bara.
Selain itu, Umar Bara dan Latif Daka juga masih mempertanyakan rekomendasi yang diberikan kepada Paket Simpati oleh DPP PBR. Karena rekomendasi itu hanya ditandatangani oleh Sekjen. Rekomendasi ini dikirim melalui koperasi Sumber Rezeki.
Ketua Dewan Pakar, Kapitan Djou mengatakan, dirinya sangat kecewa pembekuan yang dilakukan oleh pengurus di tingkat atas. Menurut dia, pengurus sudah bersusah-payah membesarkan partai, namun akhirnya disisihkan.
Langkah yang dilakukan tersebut, tandas Djou, cukup memalukan dewan pakar. Dan, langkah pembekuan ini tidak bertanggung jawab. (oma)
Pos Kupang 4 September 2008 halaman 7
Tindakan deklarator PBR ini didukung sejumlah simpatisannya karena kecewa dengan Ketua DPW PBR Propinsi NTT yang membekukan sejumlah pengurus inti partai itu lantaran tidak mengamankan rekomendasi dukungan terhadap paket Simpati untuk maju dalam pilkada Alor.
Pemusnahan atribut PBR yang terdiri dari jaket, bendera, spanduk, dan dokumen-dokumen lain berlangsung di wilayah Tamiming, Kelurahan Kalabahi Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, Minggu (30/8/2008) sore.
Sebelum pemusnahan ini, para deklarator dan pengurus inti hasil muscab 2007 yang dibekukan, yakni Ketua Majelis Pakar, Kapitan Djou, dan anggota majelis pakar, Abdullah Kanu, Haji Abdulgani Beleng, Rasyid Jae, dan Suparto Ulumando, dan pengurus inti Ketua DPC, Suparman Umar Bara, Sekretaris, Latif Daka, dan Wasek, Syamsul Alam melakukan pertemuan.
Ketua DPC hasil muscab 2007, Suparman Umar Bara kepada wartawan menjelaskan, pihaknya merasa kecewa dengan pembekuan terhadap dirinya dan sejumlah pengurus inti PBR Alor belum lama ini oleh Ketua DPW PBR Propinsi NTT, hanya karena pihaknya tidak mengamankan rekomendasi dukungan terhadap paket Simpati dalam pilkada Alor.
Pembekuan yang dilakukan ini, tandas Umar Bara, tidak sesuai aturan sehingga pihaknya melakukan pemusnahan ini. Berkaitan dengan tindakan pemusnahan itu, Umar Bara menegaskan, siapa pun dia yang mau mempersoalkan dirinya siap meladeni.
Menurut Umar Bara, dalam proses pilkada di Kabupaten Alor ini, pihaknya memberikan dukungan untuk paket Amanat. Karena dari pengamatannya selama ini, paket Amanat telah memberikan sumbangsih baik kepada partai maupun masyarakat di daerah ini.
Umar Bara mengimbau pendukungnya agar memberikan hak suara kepada paket yang merupakan usulan mereka sebenarnya.
"Ini saya lihat karena masalah permintaan untuk pengurus dari propinsi mau datang ke Alor, tidak dilayani oleh Paket Amanat atau Haji Taufik beberapa waktu lalu. Itu kita tahu,"tandas Umar Bara.
Selain itu, Umar Bara dan Latif Daka juga masih mempertanyakan rekomendasi yang diberikan kepada Paket Simpati oleh DPP PBR. Karena rekomendasi itu hanya ditandatangani oleh Sekjen. Rekomendasi ini dikirim melalui koperasi Sumber Rezeki.
Ketua Dewan Pakar, Kapitan Djou mengatakan, dirinya sangat kecewa pembekuan yang dilakukan oleh pengurus di tingkat atas. Menurut dia, pengurus sudah bersusah-payah membesarkan partai, namun akhirnya disisihkan.
Langkah yang dilakukan tersebut, tandas Djou, cukup memalukan dewan pakar. Dan, langkah pembekuan ini tidak bertanggung jawab. (oma)
Pos Kupang 4 September 2008 halaman 7