BA'A, PK---Ribuan massa pendukung empat paket calon Bupati-Wakil Bupati Rote Ndao, Rabu (15/10/2008), menggelar aksi demo di KPUD Rote Ndao. Demo itu digelar sebagai protes atas dugaan praktek uang yang dilakukan paket Christian Nehemia Dillak-Zakarias P Manafe (paket Nazar).
Massa empat paket calon, yakni Drs. Lens Haning, M.Si-Drs. Marthen Luther Saek, M.Si (Lentera), paket Drs. Alfred Zakarias, M.Si-Drs. Stef Batemoy (As), Bernad Pelle, S.Ip- Nur Yusak Ndu Ufi, SE (Benar) dan paket Drs. Marthen Luther Henukh,MH-Junus Fanggidae, SE (Majus), datang dari berbagai daerah di Rote. Mereka dikoordinir Yusak Langga, Dany Zakarias, Hengki Lapaan, Junus Panie, John Seme.
Sekitar pukul 10.00 Wita mereka tiba di Lapangan Sepak Bola Ba'a. Massa awalnya hendak melakukan unjuk rasa dan bertemu Panwas di Kantor Panwas yang menggunakan Kantor DPRD lama berdampingan dengan rumah jabatan Bupati Rote Ndao. Namun untuk menjaga keamanan karena di rumah jabatan juga berkumpul massa paket Nazar, maka massa keempat paket bertemu Panwas dan KPUD di Kantor KPUD Rote Ndao.
Usai melakukan orasi, sekitar pukul 11.20 Wita massa kemudian bergerak menuju ke Kantor KPUD setempat menggunakan sejumlah truk dan kendaraan roda dua. Di depan kantor kejaksaan, massa yang tidak tahu di mana letak kantor KPUD langsung melempar beberapa kali kantor KPUD. Suasana tegang akhirnya dapat dikendalikan oleh aparat keamanan.
Di KPUD, massa tidak diperbolehkan masuk ke kantor KPUD. Yang boleh masuk adalah utusan termasuk keempat paket calon.
Karena tidak diperbolehkan, massa yang dikoordinir sejumlah politisi tersebut akhirnya berorasi di depan kantor kejaksaan dan gedung DPRD setempat. Di tengah terik matahari mereka menuntut KPUD dan Panwas bersikap jujur dan adil serta menghentikan proses pilkada karena proses pilkada yang berjalan penuh dengan kecurangan.
Dalam pertemuan terbatas di KPUD Rote Ndao, calon Bupati Rote Ndao, Bernad E Pelle, kepada Ketua KPUD Rote Ndao, Robert H Lona, dan Ketua Panwas, Trofimus Maka Ndolu, SH, mengakui memiliki bukti-bukti kecurangan yang dilakukan oleh paket Nazar.
Menurut Bernad Pelle, paketnya termasuk dirinya menemukan beras bantuan rawan pangan dikeluarkan oleh Bagian Sosial dan dibagikan kepada pendukung paket Nazar pada masa tenang, termasuk dana bantuan langsung tunai (BLT) yang dibagi pada malam hari. "Kita punya bukti tentang politik uang. Bahkan, di lingkungan saya ada pemilih saya yang terpaksa lari pilih paket Nazar karena terima beras satu karung," kata Bernad Pelle.
Sementara dalam pertemuan luas antara KPUD, Panwas, Desk Pilkada di aula KPUD setempat, perwakilan koalisi keempat paket menuntut Panwas mengeluarkan surat untuk menghentikan proses pilkada. Menurut koalisi ini, lambatnya pembentukan Panwas juga merupakan salah satu trik untuk memenangkan paket Nazar. Karena, menurut mereka, paket Nazar mestinya tidak dapat mengikuti pilkada karena belum menyampaikan LKPj.
Bahkan, menurut Yusak Langga, sikap paket Nazar sangat meresahkan masyarakat. Karena hampir semua pejabat birokrat melakukan kampanye mendukung paket ini.
Hentikan penghitungan
Terhadap semua tuntutan, Panwas Rote Ndao melalui rapat pleno mengeluarkan surat pemberhentikan sementara penghitungan surat suara. Surat Keputusan dengan nomor 09/PAN/RND/2008 itu dibacakan salah satu anggota Panwas, Martendi R Lau, S.Pi.
Dalam surat tersebut, Lau mengatakan, dengan tendensi politik yang semakin tinggi dan untuk menjaga keamanan Rote Ndao, maka Panwas mengambil keputusan untuk menghentikan sementara proses penghitungan suara hingga ada keputusan dari pihak yang berwewenang.
Ketua Panwas Rote Ndao, Trofinus Makandolu, yang ditemui usai kegiatan terkait dengan surat tersebut apakah bersifat mengikat dan apakah Panwas berhak untuk menunda proses pilkada mengatakan, tindakan yang diambil adalah untuk menjaga keamanan. Dan, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat menegur paket Nazar agar tidak menggunakan rumah jabatan untuk kepentingan pilkada.
Sementara itu, Ketua KPUD Rote Ndao, Robert H Lona, mengakui belum menerima surat yang dibuat Panwas. "Kami belum baca suratnya. Dan, surat yang dibacakan Panwas itu keputusan Panwas. Dan, setelah kami terima surat dari Panwas kami akan plenokan. Untuk memutuskan ditunda atau tidaknya proses pilkada ini kami menunggu kerja Panwas," kata Lona.
Sementara pengumuman perolehan suara versi KPUD Rote, paket Nazar memperoleh suara 14.081 atau 27,46 % dengan jumlah perolehan suara sah 51.261 atau 75 persen dari jumlah pemilih 73.235. Sementara urutan berikutnya, paket Lentera memperoleh 10.716 atau 20,9 % paket As meperoleh 10.213 atau 19,9, paket Benar memperoleh, 8.316 atau 16,22 % dan paket Majus memperoleh 7.215 atau 14,07 %. KPUD berjanji pengumuman tahap akhir pada tanggal 18 Oktober 2008 mendatang. (iva)
Pos Kupang edisi Kamis, 16 Oktober 2008 halaman 1
Massa empat paket calon, yakni Drs. Lens Haning, M.Si-Drs. Marthen Luther Saek, M.Si (Lentera), paket Drs. Alfred Zakarias, M.Si-Drs. Stef Batemoy (As), Bernad Pelle, S.Ip- Nur Yusak Ndu Ufi, SE (Benar) dan paket Drs. Marthen Luther Henukh,MH-Junus Fanggidae, SE (Majus), datang dari berbagai daerah di Rote. Mereka dikoordinir Yusak Langga, Dany Zakarias, Hengki Lapaan, Junus Panie, John Seme.
Sekitar pukul 10.00 Wita mereka tiba di Lapangan Sepak Bola Ba'a. Massa awalnya hendak melakukan unjuk rasa dan bertemu Panwas di Kantor Panwas yang menggunakan Kantor DPRD lama berdampingan dengan rumah jabatan Bupati Rote Ndao. Namun untuk menjaga keamanan karena di rumah jabatan juga berkumpul massa paket Nazar, maka massa keempat paket bertemu Panwas dan KPUD di Kantor KPUD Rote Ndao.
Usai melakukan orasi, sekitar pukul 11.20 Wita massa kemudian bergerak menuju ke Kantor KPUD setempat menggunakan sejumlah truk dan kendaraan roda dua. Di depan kantor kejaksaan, massa yang tidak tahu di mana letak kantor KPUD langsung melempar beberapa kali kantor KPUD. Suasana tegang akhirnya dapat dikendalikan oleh aparat keamanan.
Di KPUD, massa tidak diperbolehkan masuk ke kantor KPUD. Yang boleh masuk adalah utusan termasuk keempat paket calon.
Karena tidak diperbolehkan, massa yang dikoordinir sejumlah politisi tersebut akhirnya berorasi di depan kantor kejaksaan dan gedung DPRD setempat. Di tengah terik matahari mereka menuntut KPUD dan Panwas bersikap jujur dan adil serta menghentikan proses pilkada karena proses pilkada yang berjalan penuh dengan kecurangan.
Dalam pertemuan terbatas di KPUD Rote Ndao, calon Bupati Rote Ndao, Bernad E Pelle, kepada Ketua KPUD Rote Ndao, Robert H Lona, dan Ketua Panwas, Trofimus Maka Ndolu, SH, mengakui memiliki bukti-bukti kecurangan yang dilakukan oleh paket Nazar.
Menurut Bernad Pelle, paketnya termasuk dirinya menemukan beras bantuan rawan pangan dikeluarkan oleh Bagian Sosial dan dibagikan kepada pendukung paket Nazar pada masa tenang, termasuk dana bantuan langsung tunai (BLT) yang dibagi pada malam hari. "Kita punya bukti tentang politik uang. Bahkan, di lingkungan saya ada pemilih saya yang terpaksa lari pilih paket Nazar karena terima beras satu karung," kata Bernad Pelle.
Sementara dalam pertemuan luas antara KPUD, Panwas, Desk Pilkada di aula KPUD setempat, perwakilan koalisi keempat paket menuntut Panwas mengeluarkan surat untuk menghentikan proses pilkada. Menurut koalisi ini, lambatnya pembentukan Panwas juga merupakan salah satu trik untuk memenangkan paket Nazar. Karena, menurut mereka, paket Nazar mestinya tidak dapat mengikuti pilkada karena belum menyampaikan LKPj.
Bahkan, menurut Yusak Langga, sikap paket Nazar sangat meresahkan masyarakat. Karena hampir semua pejabat birokrat melakukan kampanye mendukung paket ini.
Hentikan penghitungan
Terhadap semua tuntutan, Panwas Rote Ndao melalui rapat pleno mengeluarkan surat pemberhentikan sementara penghitungan surat suara. Surat Keputusan dengan nomor 09/PAN/RND/2008 itu dibacakan salah satu anggota Panwas, Martendi R Lau, S.Pi.
Dalam surat tersebut, Lau mengatakan, dengan tendensi politik yang semakin tinggi dan untuk menjaga keamanan Rote Ndao, maka Panwas mengambil keputusan untuk menghentikan sementara proses penghitungan suara hingga ada keputusan dari pihak yang berwewenang.
Ketua Panwas Rote Ndao, Trofinus Makandolu, yang ditemui usai kegiatan terkait dengan surat tersebut apakah bersifat mengikat dan apakah Panwas berhak untuk menunda proses pilkada mengatakan, tindakan yang diambil adalah untuk menjaga keamanan. Dan, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat menegur paket Nazar agar tidak menggunakan rumah jabatan untuk kepentingan pilkada.
Sementara itu, Ketua KPUD Rote Ndao, Robert H Lona, mengakui belum menerima surat yang dibuat Panwas. "Kami belum baca suratnya. Dan, surat yang dibacakan Panwas itu keputusan Panwas. Dan, setelah kami terima surat dari Panwas kami akan plenokan. Untuk memutuskan ditunda atau tidaknya proses pilkada ini kami menunggu kerja Panwas," kata Lona.
Sementara pengumuman perolehan suara versi KPUD Rote, paket Nazar memperoleh suara 14.081 atau 27,46 % dengan jumlah perolehan suara sah 51.261 atau 75 persen dari jumlah pemilih 73.235. Sementara urutan berikutnya, paket Lentera memperoleh 10.716 atau 20,9 % paket As meperoleh 10.213 atau 19,9, paket Benar memperoleh, 8.316 atau 16,22 % dan paket Majus memperoleh 7.215 atau 14,07 %. KPUD berjanji pengumuman tahap akhir pada tanggal 18 Oktober 2008 mendatang. (iva)
Pos Kupang edisi Kamis, 16 Oktober 2008 halaman 1