RUTENG, PK-- Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD, tutup usia, Senin (13/10/2008). Ia meninggal dunia di rumah sakit Pantai Indah Kapuk-Jakarta, sekitar pukul 03.10 Wita akibat penyakit jantung. Jenazah almarhum akan tiba di Ruteng dengan pesawat carteran, Selasa (14/10/2008).
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Ruteng, Rm. Laurens Sopang, Pr, menyampaikan hal itu, saat ditemui Pos Kupang di Istana Keuskupan Ruteng, Senin (13/10/2008). Menurutnya, sejak 30 September 2008, Mgr. Edu meninggalkan Keuskupan Ruteng ke Roma-Italia dan Austria.
Tujuannya berlibur sekaligus membangun komunikasi dengan beberapa kenalan dalam rangka meningkatkan pelayanan pastoral umat di wilayah ini. Selama berada di Roma-Italia, Uskup Edu sempat melakukan pemeriksaan kesehatan.
Saat didiagnosa, lanjut Rm. Laurens, tim medis menemukan bahwa Uskup Edu menderita penyakit jantung. Pada saat itu, tim medis menyarankan untuk segera melakukan operasi. Namun saran tersebut, masih dipikirkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Sekembalinya ke Indonesia, Jumat (10/10/2008), Uskup Edu melakukan check up di Rumah Sakit Pantai Indah-Kapuk Jakarta. Saat itu tim medis langsung memberikan perawatan intensif di ruangan ICU karena penyakit jantung.
Ketika dirawat di rumah sakit-Jakarta, katanya, Mgr. Edu sempat menginformasikan ke Ruteng tentang kondisi kesehatannya serta meminta untuk doa agar cepat sembuh.
Bahkan, lanjutnya, Uskup Edu, juga meminta bantuan Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm, untuk mengurus tiket ke Singapura dalam rangka berobat penyakit jantungnya itu.
Namun, lanjut Rm. Laurens, sebelum berangkat ke Singapura, maut keburu menjemputnya. Pukul 3.10 Wita, Uskup Edu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit itu. Khabar meninggalnya Uskup Edu itu, diterima dari Rm. Karolus Jande, Pr, di Jakarta.
Ditambahkannya, ketika sedang bergulat dengan penyakit jantung, Uskup Edu masih sempat meminta Vikjen membuat surat gembala tentang Pilkada Manggarai Timur. Dalam surat gembala itu Uskup meminta agar Pilkada Manggarai Timur dilaksanakan secara damai penuh kekeluargaan. Para pastor juga diminta tidak mendukung paket tertentu. Tugas penggembalaan para pastor, ialah memberikan pencerahan sesuai misi suci sebagai gembala.
"Meski sakit, beliau masih sempat minta saya buat surat gembala. Beberapa poin penting yang beliau sarankan agar Pilkada Manggarai Timur berjalan dalam semangat cinta kasihdan penuh damai," katanya.
Dia menyebutkan, selama ini Mgr. Edu hanya diketahui menderita penyakit gula, sehingga mendapat perawatan intensif baik di Jakarta muapun di luar negeri. Namun informasi yang diperoleh, adanya penyakit jantung itu sebagai akibat penyakit gula yang sejak lama dideritanya.
Rm. Laurens menyebutkan, jenazah almarhum akan tiba di Ruteng, Selasa (14/10/2008) dan disemayamamkan di Gereja Katedral Ruteng. Jenazah akan dimakamkan pada Jumat (17/10/2008). Selama disemayamkan, umat akan merayakan ekaristi kudus dan doa bersama untuk keselamatan Bapak Uskup. Selain itu diberi kesempatakan kepada keluarga Karot untuk berdoa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan kematian Bapak Uskup itu.
"Keluarga memang menghendaki agar jenazah singgah sejenak di rumah keluarga di Karot. Tapi sesuai aturan gereja, Uskup Edu telah menjadi miliki SVD dan umat Manggarai, sehingga permintaan itu tidak dikabulkan. Keuskupan memberi kesempatan kepada keluarga selama disemayamkan di
Gereja Katedral," katanya. (lyn)
Detik-Detik Terakhir Uskup Ruteng
* Tanggal 8 Oktober 2008 Uskup Edu tiba di Jakarta, dalam perjalanan dari Roma
* Tanggal 10 Oktober 2008 Uskup Edu cek up di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk Jakarta.
* Tanggal 13 Oktober 2008, pukul 2.45 Wita Rm. Karolus Jande, Pr, menelepon Vikjen Keuskupan
Ruteng, Rm. Laurens Sopang, Pr, menyampaikan bahwa Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD, dalam keadaan kritis.
* Pukul 3.05 Wita, Vikjen Keuskupan Ruteng menelepon Rm. Maksi Haber, Pr, meminta pertimbangan apakah boleh mengumumkan kepada seluruh umat di Keuskupan Ruteng untuk mendoakan Bapak Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsung, SVD, yang sedang dalam kondisi kritis. Rm. Maks menyarankan agar menyampaikan kepada seluruh umat bahwa Uskup Ruteng sakit.
* Pukul 3.15 Wita, Rm. Karolus Jande, Pr, menelpon Rm. Maks, memberitahukan bahwa Bapak Uskup sudah meninggal lima menit yang lalu.
Sumber: Puspas Keuskupan Ruteng
Riwayat Hidup
Nama : Mgr. Eduardus Sangsun, SVD
Tempat/tanggal lahir : Karot/Ruteng, 14 Juni 1943
Pendidikan : SD Pagal/Ruteng 1949
SMP Seminari Kisol 1955-1958 (angkatan pertama)
SMA Seminari Yohanes Berchmans Toda Belu Mataloko 1958-1962
Novisiat SVD Seminari Tinggi Ledalero 1962-1964
Studi Filsafat di Seminari Tinggi St. Paulus-Ledalero 1964-1967
Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Kisol 1966-1967
Studi Teologi di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero 1968-1972
Tabisan Imam di Karot Ruteng 12 Juli 1972
Studi di Universitas Gregorian-Roma 1975-1978 Jurusan
Teologi Spritual
Kursus Bahasa Jerman di Staufen/Jerman Barat 1976
Pekerjaan
1973-1975 Perfek SMP Seminari Kisol
1978 Perfek SMA Seminari Kisol
1979-1982 Direktur Seminari Kisol
1983-1985 Rektor Skolastika SVD Malang dan menjadi dosen di STFK Widya Sasana Malang
25 Maret 1985 ditahbiskan menjadi Uskup Dioses Ruteng oleh uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom didampingi Uskup Kupang, Mgr. Gregorius Manteiro, SVD, Uskup Denpasar, Mgr. Vitalis Jebarus, SVD.
Moto tahbisan: Et Habitatet In Nobis. (Dan Ia Tinggal Diantara Kita,Red)
Sumber: Vikjen Keuskupan Ruteng
Pos Kupang edisi Selasa, 14 Oktober 2008 halaman 1
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Ruteng, Rm. Laurens Sopang, Pr, menyampaikan hal itu, saat ditemui Pos Kupang di Istana Keuskupan Ruteng, Senin (13/10/2008). Menurutnya, sejak 30 September 2008, Mgr. Edu meninggalkan Keuskupan Ruteng ke Roma-Italia dan Austria.
Tujuannya berlibur sekaligus membangun komunikasi dengan beberapa kenalan dalam rangka meningkatkan pelayanan pastoral umat di wilayah ini. Selama berada di Roma-Italia, Uskup Edu sempat melakukan pemeriksaan kesehatan.
Saat didiagnosa, lanjut Rm. Laurens, tim medis menemukan bahwa Uskup Edu menderita penyakit jantung. Pada saat itu, tim medis menyarankan untuk segera melakukan operasi. Namun saran tersebut, masih dipikirkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Sekembalinya ke Indonesia, Jumat (10/10/2008), Uskup Edu melakukan check up di Rumah Sakit Pantai Indah-Kapuk Jakarta. Saat itu tim medis langsung memberikan perawatan intensif di ruangan ICU karena penyakit jantung.
Ketika dirawat di rumah sakit-Jakarta, katanya, Mgr. Edu sempat menginformasikan ke Ruteng tentang kondisi kesehatannya serta meminta untuk doa agar cepat sembuh.
Bahkan, lanjutnya, Uskup Edu, juga meminta bantuan Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm, untuk mengurus tiket ke Singapura dalam rangka berobat penyakit jantungnya itu.
Namun, lanjut Rm. Laurens, sebelum berangkat ke Singapura, maut keburu menjemputnya. Pukul 3.10 Wita, Uskup Edu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit itu. Khabar meninggalnya Uskup Edu itu, diterima dari Rm. Karolus Jande, Pr, di Jakarta.
Ditambahkannya, ketika sedang bergulat dengan penyakit jantung, Uskup Edu masih sempat meminta Vikjen membuat surat gembala tentang Pilkada Manggarai Timur. Dalam surat gembala itu Uskup meminta agar Pilkada Manggarai Timur dilaksanakan secara damai penuh kekeluargaan. Para pastor juga diminta tidak mendukung paket tertentu. Tugas penggembalaan para pastor, ialah memberikan pencerahan sesuai misi suci sebagai gembala.
"Meski sakit, beliau masih sempat minta saya buat surat gembala. Beberapa poin penting yang beliau sarankan agar Pilkada Manggarai Timur berjalan dalam semangat cinta kasihdan penuh damai," katanya.
Dia menyebutkan, selama ini Mgr. Edu hanya diketahui menderita penyakit gula, sehingga mendapat perawatan intensif baik di Jakarta muapun di luar negeri. Namun informasi yang diperoleh, adanya penyakit jantung itu sebagai akibat penyakit gula yang sejak lama dideritanya.
Rm. Laurens menyebutkan, jenazah almarhum akan tiba di Ruteng, Selasa (14/10/2008) dan disemayamamkan di Gereja Katedral Ruteng. Jenazah akan dimakamkan pada Jumat (17/10/2008). Selama disemayamkan, umat akan merayakan ekaristi kudus dan doa bersama untuk keselamatan Bapak Uskup. Selain itu diberi kesempatakan kepada keluarga Karot untuk berdoa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan kematian Bapak Uskup itu.
"Keluarga memang menghendaki agar jenazah singgah sejenak di rumah keluarga di Karot. Tapi sesuai aturan gereja, Uskup Edu telah menjadi miliki SVD dan umat Manggarai, sehingga permintaan itu tidak dikabulkan. Keuskupan memberi kesempatan kepada keluarga selama disemayamkan di
Gereja Katedral," katanya. (lyn)
Detik-Detik Terakhir Uskup Ruteng
* Tanggal 8 Oktober 2008 Uskup Edu tiba di Jakarta, dalam perjalanan dari Roma
* Tanggal 10 Oktober 2008 Uskup Edu cek up di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk Jakarta.
* Tanggal 13 Oktober 2008, pukul 2.45 Wita Rm. Karolus Jande, Pr, menelepon Vikjen Keuskupan
Ruteng, Rm. Laurens Sopang, Pr, menyampaikan bahwa Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD, dalam keadaan kritis.
* Pukul 3.05 Wita, Vikjen Keuskupan Ruteng menelepon Rm. Maksi Haber, Pr, meminta pertimbangan apakah boleh mengumumkan kepada seluruh umat di Keuskupan Ruteng untuk mendoakan Bapak Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsung, SVD, yang sedang dalam kondisi kritis. Rm. Maks menyarankan agar menyampaikan kepada seluruh umat bahwa Uskup Ruteng sakit.
* Pukul 3.15 Wita, Rm. Karolus Jande, Pr, menelpon Rm. Maks, memberitahukan bahwa Bapak Uskup sudah meninggal lima menit yang lalu.
Sumber: Puspas Keuskupan Ruteng
Riwayat Hidup
Nama : Mgr. Eduardus Sangsun, SVD
Tempat/tanggal lahir : Karot/Ruteng, 14 Juni 1943
Pendidikan : SD Pagal/Ruteng 1949
SMP Seminari Kisol 1955-1958 (angkatan pertama)
SMA Seminari Yohanes Berchmans Toda Belu Mataloko 1958-1962
Novisiat SVD Seminari Tinggi Ledalero 1962-1964
Studi Filsafat di Seminari Tinggi St. Paulus-Ledalero 1964-1967
Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Kisol 1966-1967
Studi Teologi di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero 1968-1972
Tabisan Imam di Karot Ruteng 12 Juli 1972
Studi di Universitas Gregorian-Roma 1975-1978 Jurusan
Teologi Spritual
Kursus Bahasa Jerman di Staufen/Jerman Barat 1976
Pekerjaan
1973-1975 Perfek SMP Seminari Kisol
1978 Perfek SMA Seminari Kisol
1979-1982 Direktur Seminari Kisol
1983-1985 Rektor Skolastika SVD Malang dan menjadi dosen di STFK Widya Sasana Malang
25 Maret 1985 ditahbiskan menjadi Uskup Dioses Ruteng oleh uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom didampingi Uskup Kupang, Mgr. Gregorius Manteiro, SVD, Uskup Denpasar, Mgr. Vitalis Jebarus, SVD.
Moto tahbisan: Et Habitatet In Nobis. (Dan Ia Tinggal Diantara Kita,Red)
Sumber: Vikjen Keuskupan Ruteng
Pos Kupang edisi Selasa, 14 Oktober 2008 halaman 1