dion bata
BA'A, PK -- Calon anggota legislatif (caleg) untuk kursi DPRD Rote Ndao kebanyakan menempati nomor buntut. Meski demikian, partai politik (Parpol) setempat sudah memenuhi amanat undang-undang tentang kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam daftar caleg.
Data yang diterima Pos Kupang dari KPUD Rote Ndao, Selasa (21/10/2008), dari 460 caleg yang memperebutkan 25 kursi di DPRD Rote Ndao, terdapat 140 caleg perempuan dan 320 caleg laki-laki. Namun ke-37 Parpol yang mengajukan caleg umumnya menempatkan caleg perempuan pada nomor urut tiga dan enam.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) misalnya, pada daerah pemilihan (Dapil) satu ada lima caleg, empat diantaranya laki-laki dan satunya, Jeni MS Banoet (perempuan) di ditempatkan di nomor urut tiga. Begitu juga Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), di Dapil 1 ada dua caleg, perempuan-laki-laki dan perempuan di nomor dua. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) empat caleg tiga laki-laki dan satu perempuan di nomor urut tiga.
Hal yang sama di Partai Persatuan Daerah (PPD) yang memiliki tiga kursi di DPRD saat ini. Pada Dapil I jumlah caleg tujuh orang namun caleg perempuannya di nomor urut tiga. Begitu juga PDIP pada Dapil 1 menempatkan perempuan di nomor urut tiga. Sementara Partai Golkar pada Dapil 1 tidak ada perempuan sedangkan PDS pada Dapil 1, caleg perempuannya di nomor urut tiga.
Juru bicara KPUD Rote Ndao, Denny Saudale yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/10/2008), menjelaskan, secara umum jumlah caleg perempuan pada penetapan daftar caleg sementara memenuhi kuota perempuan. Namun, ada juga partai yang tidak memenuhi kuota keterwakilan perempuan.
Pada masa uji publik, kata Saudale, pihaknya hanya menerima pengaduan dari para caleg yang memberitahukan tentang hal-hal teknis terkait nama-nama yang kurang huruf atau kesalahan nama. Selain dari itu, tidak ada partisipasi rakyat untuk melapor misalnya ada caleg-caleg yang terkena masalah. (iva)
Pos Kupang edisi 23 Oktober 2008 halaman 8 http://www.pos-kupang.com
Data yang diterima Pos Kupang dari KPUD Rote Ndao, Selasa (21/10/2008), dari 460 caleg yang memperebutkan 25 kursi di DPRD Rote Ndao, terdapat 140 caleg perempuan dan 320 caleg laki-laki. Namun ke-37 Parpol yang mengajukan caleg umumnya menempatkan caleg perempuan pada nomor urut tiga dan enam.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) misalnya, pada daerah pemilihan (Dapil) satu ada lima caleg, empat diantaranya laki-laki dan satunya, Jeni MS Banoet (perempuan) di ditempatkan di nomor urut tiga. Begitu juga Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), di Dapil 1 ada dua caleg, perempuan-laki-laki dan perempuan di nomor dua. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) empat caleg tiga laki-laki dan satu perempuan di nomor urut tiga.
Hal yang sama di Partai Persatuan Daerah (PPD) yang memiliki tiga kursi di DPRD saat ini. Pada Dapil I jumlah caleg tujuh orang namun caleg perempuannya di nomor urut tiga. Begitu juga PDIP pada Dapil 1 menempatkan perempuan di nomor urut tiga. Sementara Partai Golkar pada Dapil 1 tidak ada perempuan sedangkan PDS pada Dapil 1, caleg perempuannya di nomor urut tiga.
Juru bicara KPUD Rote Ndao, Denny Saudale yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/10/2008), menjelaskan, secara umum jumlah caleg perempuan pada penetapan daftar caleg sementara memenuhi kuota perempuan. Namun, ada juga partai yang tidak memenuhi kuota keterwakilan perempuan.
Pada masa uji publik, kata Saudale, pihaknya hanya menerima pengaduan dari para caleg yang memberitahukan tentang hal-hal teknis terkait nama-nama yang kurang huruf atau kesalahan nama. Selain dari itu, tidak ada partisipasi rakyat untuk melapor misalnya ada caleg-caleg yang terkena masalah. (iva)
Pos Kupang edisi 23 Oktober 2008 halaman 8 http://www.pos-kupang.com
Posted in: Pileg-Pilpres
