Marcelina Pakai Sandal Jepit ke Sekolah

MANADO, TRIBUN - Dua pekan lebih pascabanjir bandang, kegiatan belajar mengajar (KBM) di Manado belum sepenuhnya normal. Masih ada ruang kelas yang belum bersih dari sampah dan lumpur. Beberapa sekolah sudah melaksanakan KBM, namun tidak berjalan sebagaimana seharusnya.

Seperti disaksikan Tribun Manado di SD Negeri 16 Manado di Dendengan Dalam, Senin (3/2/2014), beberapa  murid ke sekolah tanpa mengenakan pakaian seragam merah putih. Marcelia Harun,  siswi kelas empat,  ke sekolah mengenakan baju biasa dan beralaskan sendal jepit.

"Seragam, sepatu, tas dan buku sudah hanyut. Kemarin dapat sumbangan dari relawan, tapi itu seragam putih kebesaran buat saya," kata Marcelina.  Kepala SD Negeri 16 Manado, Lies Rorie mengatakan, sebanyak 90 persen dari total 124 siswa di sekolah itu sudah masuk sekolah hari Senin kemarin. "Anak-anak di sini 100 persen tertimpa bencana, bahkan para guru juga tertimpa termasuk saya," ujarnya sembari sedang membersihkan tempat kerjanya.

Menurut dia, murid belum melakukan aktivitas tulis menulis. Mereka hanya mendapatkan materi secara lisan. "Waktu banjir bandang, ketinggian air di sekolah ini 2 hingga 3 meter sehingga kursi, meja alat praga, buku-buku dan komputer rusak,"  ujar Rorie sembari memperlihatkan buku-buku yang sudah tidak layak dipakai lagi. Ia berharap bantuan dari pemerintah untuk memulihkan  KBM. Kondisi yang  sama terjadi di SD Negeri 02 Manado, SD Negeri 56  dan SD 23 Manado. Di SD Negeri 56 di Dendengan Dalam, Senin (3/2),  para siswa masih  membersihkan ruangan kelas dari sisa lumpur. Kepala Sekolah Leonora Mandagi mengatakan  ada 50 siswa yang datang sekolah tapi belum belajar.

Leonora menjelaskan, para siswa yang datang hari itu dikumpulkan dalam satu ruangan untuk diberikan motivasi agar tetap sekolah pascabanjir. "Saya bersama guru-guru memberikan motivasi dan semangat baru sehingga kemauan belajar tetap tinggi,"  ucapnya.

Menurut dia, KBM akan dimulai pada Rabu (5/2) khusus untuk  kelas 1,2 dan 3 akan  belajar di ruangan yang sudah bersih. Sejauh ini hanya tiga ruang kelas yang masih layak digunakan di sekolah tersebut. "Seluruh siswa kami ada 132 orang  tapi hari ini yang datang hanya 50 siswa," tuturnya. Sebagian besar siswa pun ke sekolah belum mengenakan seragam. "Bagi siswa yang belum memiliki seragam dan alat tulis menulis akan dibagikan besok (hari ini). Seragam itu bantuan dari pihak swasta," ujarnya.

Kepala SD Negeri 23 Jhonny Paendong menyatakan, siswa yang datang ke sekolah itu pada Senin kemarin baru 38 orang."Peralatan belalajar baik meja dan kursi hanya tersisa 46 kursi dan 48 meja dari 300 pasang. Lima hilang diterjang banjir. Beberapa kursi dan meja hanyut puluhan meter dari sekolah," ucapnya.

Terima Bantuan
Dihubungi terpisah, Senin (3/2),  Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado, Dante Tombeg menyebutkan  sebanyak 5 ribu siswa di Manado akan menerima bantuan pakaian seragam dan buku sekolah."Limasiswa ini terdata ikut menjadi korban banjir bandang," ujarnya. Tombeg belum bisa menyebut kapan bantuan ini akan mulai disalurkan. "Karena kami masih akan mengecek berapa anggaran yang dimiliki pemerintah kota," jelasnya.

Menurut dia,  masih ada delapan sekolah yang masih dimanfaatkan warga untuk mengungsi. "Data di kami masih ada delapan sekolah yang digunakan sebagai lokasi pengungsian sejak 15 Januari 2014. Saat ini kami sementara berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mengupayakan relokasi mereka ke tempat lain. Proses belajar mengajar  harus  mulai aktif lagi," kata Tombeg. (fer/kel/ika)

Sumber: Tribun Manado 4 Februari 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes