Napi Malendeng Ikut Bersihkan Lumpur Manado

MANADO, TRIBUN - Manado darurat sampah pascabanjir bandang 15 Januari 2014 menggerakkan hati banyak orang untuk beraksi agar ibu kota Bumi Nyiur Melambai segera berseri lagi. Puluhan narapidana (napi) dari Rumah Tahanan Klas 2A Malendeng akan ikut membersihkan Kota Manado, Rabu (22/1/2014) ini.

Aksi bersih-bersih Kota Manado hari ini akan dipimpin langsung Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Dr Sinyo Harry Sarundajang. Sebanyak 5.000 pegawai negeri sipil (PNS) akan dikerahkan untuk membersihkan sampah dan lumpur di Manado bersama berbagai elemen masyarakat lainnya.

Kepada Tribun Manado, Selasa (21/1) malam, Kepala Rumah Tahanan Klas 2A Malendeng Manado Yulius Paath memastikan akan mengutus 15 sampai 20 napi untuk ikut membersihkan sampah dan lumpur akibat banjir bandang.

Paath menjelaskan, para napi itu sudah masuk masa asimilasi atau sudah menjalani setengah masa tahanan. Dalam masa asimilasi itu napi sudah mulai bersosialisasi dengan masyarakat di luar rutan namun tetap kembali ke rutan. "Yang pasti mereka sudah teruji. Mereka adalah orang-orang tepercaya. Kami yakin mereka tidak melarikan diri. Apalagi rugi kalau tinggal dua bulan melarikan diri," jelasnya.

Selain napi, pihak rutan juga akan mengutus 10 pegawainya untuk terlibat dalam gerakan bersama membersihkan Manado. Menurut Paath, keterlibatan rutan merupakan wujud kepedulian atas dasar kemanusiaan. "Memang kami juga kena banjir. Tapi tidak mengurangi rasa kepedulian kami bagi warga lainnya yang lebih membutuhkan bantuan segera. Saya sendiri juga  terlibat," ujarnya.

Paath belum memastikan apakah Dokter Ayu Sasiary Prawani, Dokter Hendy Siagian, dan Dokter Hendrik Simanjuntak yang adalah napi kasus malapraktik yang sempat menghebohkan Nusantara dapat terlibat dalam aksi kepedulian tersebut.

"Untuk keterlibatan mereka kami harus koordinasi dulu dengan Pak Kakanwil (Kepala Kanwil Kemenkum HAM Sulut Juliasman Purba)," tukasnya.

Adapun Juliasman yang dihubungi terpisah juga tidak dapat memastikan. Dokter Ayu cs belum masuk masa asimilasi. Mengenai kepedulian pihak Rutan Klas 2A Manado untuk terlibat membersihkan Manado, Juliasman menyambut baik. "Itu bagus sekali,"  kata dia. Meski Rutan Klas 2A dapat terlibat, para napi di Lembaga Pemasyarakatan Klas 2A Manado di Tuminting belum diikutkan dalam gerakan bersama tersebut. Namun, kata Juliasman, pihaknya bisa mendorong keterlibatan Lapas Tuminting jika dalam pelaksanaan hari ini tidak ada masalah.

Gubernur Pimpin
Pemerintah dan PNS Provinsi Sulut  pagi ini  akan menggelar aksi darurat sampah. Hal itu disampaikan Gubernur SH Sarundajang Kepala Bagian Humas Humas Pemrov Sulut  Judistira Siwu. Kegiatan itu, kata Siwu, melibatkan kurang lebih 5.000 orang terdiri dari PNS Pemprov, Lembaga Swadaya Masyarakat serta Personel TNI/Polri "Sesuai rencana Pak Gubernur sendiri yang akan turun memimpin aksi sosial darurat sampah di Kota Manado," katanya, Selasa (21/1).

Kegiatan akan dimulai dengan apel bersama di Lapangan Kantor Gubernur Sulut kemudian seluruh personel  akan disebar ke titik-titik sampah bertebaran. "Hal yang paling urgen sekarang adalah soal sampah," ujarnya.

Dari Airmadidi dilaporkan, sebanyak 200 personel gabungan Sat Pol PP, Damkar dan Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) juga ambil bagian dalam kegiatan bersih-bersih Manado, Rabu (22/1). Sekda Minut Johanis Rumambi mengatakan, ratusan personel itu akan berangkat ke Manado Rabu pagi sambil  membawa berbagai alat pembersih. "Mereka siap bertugas," katanya, kemarin.

Tim dari Minut  akan berkoordinasi dengan Pemko Manado yang akan menunjukkan lokasi pembersihan. Selain personel pembersih, Pemkab juga terus menyalurkan bantuan ke daerah bencana di Manado. Masih banyaknya sampah dan lumpur pascabencana banjir di pemukiman warga menjadi perhatian Tribun Manado. Bersama seluruh karyawan, Tribun Manado ikut aksi bersih  Kota Manado, Rabu (22/1) ini.

 "Besok (hari ini) ada dua titik pusat kegiatan yakni di Malendeng dan Dendengan Dalam," ujar Koordinator aksi Fernando Masindek. Dikatakannya, selain karyawan- karyawati Tribun Manado, kegiatan ini akan diikuti karyawan Garuda, PT Daihatsu, Ikatan Nyong-Noni Sulut, mahasiswa UKIT serta karyawan Kompas TV. "Jika masih ada yang mau ikut kegiatan ini, kami sangat berterima kasih," tuturnya.

Sebelum ke lokasi bencana, menurut Fernando, peserta terlebih dahulu berkumpul di kantor Tribun Manado pukul 07.00 Wita untuk koordinasi  baru menuju ke lokasi bencana. "Di lokasi semua sampah yang ada di pinggir jalan akan kita angkut kemudian dibawa ke tempat pembuangan sampah,"  tandasnya.  (max/aro/ryo/art)


Pak Wapres, Kami Butuh Pakaian

WAKIL
Presiden (Wapres)  Republik Indonesia Boediono meninjau lokasi banjir serta menemui para korban  di Kota Manado, Selasa (21/1/2014). Kesempatan itu dimanfaatkan korban bencana menyampaikan curahan hati (curhat) mereka.
"Pak Wapres, pemerintah belum kasih bantuan," ungkap Ci Na, warga Dendengan Dalam lingkungan IV  Manado kepada Boediono di posko bencana Masjid Al Ihksan.

Ci Na mengungkapkan, setelah hampir seminggu mengungsi pascabanjir bandang, Rabu (15/1),  bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulut ataupun Pemerintah Kota Manado belum mereka terima. Ia hanya menerima bantuan dari kenalan dan keluarga.

Boediono serius mendengar  keluh kesah warga. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu pun menanyakan apa saja yang dibutuhkan masyarakat. Ci Na langsung menyebut kebutuhan pengungsi "Kami butuh pakaian pak, pakaian seragam sekolah anak-anak, pakaian dalam, dan makanan," ungkapnya.

Kunjungan Wapres Boediono meninjau lokasi bencana banjir di Manado berlangsung sekitar tiga jam lamanya. Wapres tiba di Manado dengan pesawat sekitar pukul 10:00 Wita kemudian sekitar 13:00 Wita bertolak ke Jakarta.
Di Manado, wapres didampingi Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri dan Menteri Perhubungan RI  EE Mangindaan bersama rombongan  Gubernur Sulut SH Sarundajang dan Wagub Djouhari Kansil. Hadir juga Wali Kota Manado GS Vicky  Lumentut.  Mereka mengunjungi dua titik lokasi bencana.

Di Kelurahan Dendengan Dalam, wapres meninjau jembatan putus dan tempat pengungsian korban banjir. Kunjungan berlanjut ke  Kelurahan Komo Luar. meninjau pemukiman warga dan mengecek talud di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.

Boediono menyatakan, id datang untuk memastikan kondisi di Manado pascabanjir. Ia berharap masyarakat tetap semangat meski dalam kondisi susah. "Masalah  perbaikan rumah dan lain-lain itu telah ada atau sudah masuk dalam catatan kami," kata Budiono di hadapan masyarakat di Kelurahan Komo Luar.

Wapres meminta pemerintah daerah dan masyarakat saat  ini fokus membersihan lingkungan kota dari lumpur dan sampah  "Kebersihan  yang didahului, seperti yang sudah dilakukan pihak TNI dan Pemda, selanjutnya adalah penataan," katanya.

Soal penataan, Wapres Boediono menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan membantu  pembangunan sungai "Karena sungai ini tempat jalannya banjir, yang kita sendiri tidak tahu kapan datangnya. Jadi lebih baik sebelum terjadi lagi hal yang sama seperti ini, kita sudah siap dengan penangkal yang lebih baik dari pada sebelumnya," ujarnya. Kedatangan Wapres ke Manado juga disertai bantuan. Sedikitinya Rp 200 juta diserahkan ke Pemrov Sulut. Dana itu secara simbolis diterima Gubernur Sulut Dr Sinyo H Sarundajang di ruang VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado.  (ryo/alp)

Sumber: Tribun Manado 22 Januari 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes