Wilmintje Tertimbun Satu Jam Lebih

MANADO, TRIBUN -  Tangis duka kembali menyelimuti Kota Manado. Hujan deras yang mengguyur Sabtu (25/1/2014) pagi sampai malam memakan korban. Selain air sungai kembali meluap di sejumlah tempat dan kembali merendam kompleks kantor wali kota, seorang wanita tua berusia 75 tahun meregang nyawa karena tertimpa longsor. Dengan demikian korban tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor di Sulawesi Utara (Sulut)  hingga hari ini tercatat 20 orang.

Wilmintje Saibulan, warga Dendengan Dalam Lingkungan V Manado itu tertimbun sekitar satu jam 30 menit sebelum berhasil dievakuasi tim penolong. Janda yang tinggal sendiri di rumah itu tewas sebelum dibawa ke rumah sakit.

Sekretaris  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kota Manado,   Muardi Rahimola mengatakan longsor menerjang rumah Wilmintje sekitar pukul 19.00 Wita, Sabtu (25/1). Saat itu korban sedang tidur sendirian di kamar depan. Tanah longsor menerjang tanggul setinggi empat meter di sisi kanan rumah.

"Material tanggul itu menimpa Wilmintje," ujarnya. Anak dan cucunya yang berada di kamar lain rumah itu berhasil menyelamatkan diri."Kira-kira pukul 20.30 Wita  korban berhasil dievakuasi," katanya. Diakuinya, korban  sudah meninggal sebelum dibawa ke Rumah  Sakit Permata Bunda di Dendengan Dalam, tak jauh dari lokasi kejadian.

Regu penolong sempat kesulitan melakukan evakuasi karena jalur ke rumah Wilmintje kembali digenangi air. Selain itu, sampah masih teronggok di kiri dan kanan jalan. Regu penolong pun meminta warga yang bisa membantu untuk evakuasi.  Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut pun mendatangi rumah sakit itu untuk memastikan keadaan korban longsor. "Dari penjelasan medis kami sebutkan ia meninggal sekitar pukul 20.10," ujar  dokter UGD Permata Bunda.

Longsor juga terjadi di Jalan  Ring Road I dari arah Winangun samping kiri kurang lebih 100 meter setelah Monumen Tuhan Yesus Memberkati. Sebelumnya, longsor hanya memakan bagian pinggir badan jalan, namun malam tadi sudah separo dari badan jalan sudah longsor. Pada Kamis (16/1) lalu, di tempat ini, sebuah mobil terperosok ke jurang sedalam 20 meter. Mobil belum sempat dievakuasi dan kini mobil itu makin tertutup oleh longsoran tanah. "Longsor ini adalah longsor lanjutan.

Awalnya masih kecil dan ada mobil yang terjatuh, tapi pengendaranya tidak apa-apa. Sedangkan badan mobilnya hingga sekarang masih tertimbun tanah di bawah," tutur Roy Duran dari Balai Jalan Nasional yang datang ke lokasi.
"Saat ini Balai Jalan sudah mengusulkan bantuan penanganan bencana alam kepada pemerintah pusat melalui Kementerian PU agar segera menangani," tambahnya. 

Balai Jalan Nasional menerjunkan alat berat dan mengusahakan agar jalan tersebut tetap bisa dilalui dua jalur. Untuk sementara di titik longsor hanya diizinkan menggunakan satu jalur.

Musibah di Sitaro
Tingginya curah hujan yang melawan wilayah Sulawesi Utara sejak Jumat (24/1) malam melahirkan musibah di Kabupaten Sitaro yang menelan korban jiwa. Hujan deras disertai angin kencang menghantam sebuah perahu yang ditumpangi 37 penumpang di Perbukitan Naming Kepulauan Sitaro, Sabtu (25/1) sekitar pukul 20.00 Wita.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Manado, sebanyak dua orang dipastikan tewas, delapan lainnya   luka-luka dan 27 orang hilang. Saat itu, perahu menuju Sitaro dan sekitar pukul 20.00 Wita, ada banjir bandang di Desa Naming di aliran sungai menuju laut.  (dma/alp/fer)

Sumber: Tribun Manado 26 Januari 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes