Patung Yesus Memberkati |
NOVA Manoppo tampak tenang kendati dia baru saja mengalami peristiwa yang membahayakan nyawanya. Nova dan puluhan jemaat lain selamat dari bencana tanah longsor di Citraland, tepatnya di Gereja Kristen Kalam Kudus, Minggu (17/2) pukul 09.30 Wita. Kendati mobilnya ringsek Nova bersyukur tidak ada jemaat yang menjadi korban. "Itu mobil saya yang ada di sana," tuturnya sembari menunjuk sebuah tempat di samping gereja yang langsung berhadapan dengan tebing longsor. "Kita punya ada tagepe (terjepit) di dinding gereja," imbuhnya.
Nova menuturkan longsor itu berlangsung sangat cepat. Dia bersama belasan jemaat lain sudah masuk di dalam gereja ketika tanah di bagian kaki patung Yesus Memberkati melorot. "Ibadah belum mulai saat itu. Mobil-mobil yang rusak parkir di samping gereja, termasuk ada juga yang sedang siap-siap mau parkir," tuturnya. Jemaat lainnya, seorang anggota majelis, tak menyangka situasi akan menjadi seperti ini. "Ibadah baru akan dimulai. Jemaat sudah berdatangan. Tiba-tiba tanah longsor. Jemaat berhamburan ke luar melalui pintu samping karena jalan di depan pintu utama tertutup longsor. Jemaat di dalam gereja selamat," ungkapnya.
Mengenai kerusakan mobilnya, dia pesimis bisa klaim asuransi. "Kalau tidak punya klausul bencana rasanya tidak bisa mengklaim," tambahnya.
Gereja Kristen Kalam Kudus tepat berada di bawah tebing yang di puncaknya berdiri Patung Yesus Memberkati. Kuatnya hantaman tanah dengan berat puluhan ton menyapu 12 mobil yang terparkir di samping gereja dengan mudah,layaknya membersihkan mainan mobil anak-anak. Alhasil, dalam hitungan lima detik mobil bernilai total miliaran rupiah hancur tak berbentuk lagi. Semuanya tertutup lumpur.
Pantauan Tribun Manado, satu alat berat dibantu beberapa mobil offroad bahu- membahu mengevakuasi mobil-mobil ringsek yang diterjang longsoran tanah ratusan bahkan mungkin ribuan kubik yang jatuh dari tebing di bawah patung Yesus memberkati. Jarak antara garis teratas longsoran dengan permukaan di bawah patung hanya tersisa beberapa meter saja.
Gedung Gereja Kristen Kalam Kudus yang dibangun dua tahun lalu tetap berdiri kokoh biarpun diterjang tanah. Gereja dihantam dari sisi belakang, samping kiri dan kanan. Satu-satunya yang tampak rusak adalah dinding yang roboh di bagian belakang gereja. Selain itu, gereja empat lantai dengan gaya arsitektural modern ini tetap mulus. "Saya menyaksikan langsung bagaimana gereja ini dibangun dua tahun lalu. Memang dibuat kokoh. Ada banyak tiang. Gereja ini didesain tahan terhadap gempa hingga 8 skala Richter. Namun bagaimanapun, ini semua kuasa Tuhan yang bekerja," tutur Ketua Majelis Gereja Pendeta Fukry Ciantara. Pondasi gereja, lanjutnya, menghujam 12 meter dari permukaan tanah. "Dibuat seperti itu karena tanah di sini labil," ungkapnya. Pdt Fukry termasuk di antara sedikit orang yang menyaksikan detik-detik turunnya tanah di tebing.
"Saya itu saya hendak parkir. Saya melihat betul tanah di atas itu turun, tapi sudah tidak bisa berbuat lebih jauh lagi. Saya bersama istri dan dua anak di dalam mobil berpegangan erat. Kejadian itu dalam hitungan detik," katanya. Segera saja, lanjutnya, mobilnya terseret arus longsor hingga posisinya miring. "Saya teriak-teriak minta pertolongan. Beberapa orang datang membantu. Syukurlah keluarga selamat. Ada juga mobil di dekat saya, penumpangnya juga selamat. Ini celana dan sepatu saya kotor semua," ucapnya. Pdt Fikri belum memutuskan apakah gedung gerejanya masih bisa digunakan sebagai tempat beribadah. "Kami akan bicarakan ini," katanya.
Oktavianus Tumondo, jemaat gereja ini bersyukur sisa selamat. Saat memarkir mobil tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh seperti badai. Ternyata tanah longsor yang langsung menyeret mobilnya. "Beruntung ada batu besar yang ikut terbawa tanah, kalau tidak tanah sudah menghantam saya dengan dasyatnya," ucapnya.
Ia pun hanya melihat sekelilingnya gelap gulita karena tumpukan tanah yang menutup sebagian mobilnya. "Pokoknya gelap dan tidak bisa lihat apa-apa," ketusnya. Setelah diseret dengan longsoran tanah, mobil Kijang Inova miliknya ikut menghamtam beberapa kendaraan milik jemaat lain yang terparkir di lokasi ini.
"Saya tidak tahu berapa meter saya terseret, setelah longsoran berhenti saya langsung ke luar dari mobil," kata Oktavianus.
Secara terpisah, Manager Marketing Perumahan Citraland, Denny Misman memastikan patung Yesus Memberkati yang menjadi kebanggaan warga Sulut tersebut tak akan roboh. "Berdasarkan perhitungan manusia, struktur patung Yesus Memberkati tidak akan roboh," kata Denny, Minggu (17/2). Ia mengatakan, konstruksi patung ini sangat kuat. Tiang pancangnya berkedalaman belasan meter. Tiang pancang ini untuk memperkokoh berdirinya patung setinggi 50 meter dari permukaan tanah. "Selain tiang pancang, kita juga menggunakan 35 ton besi baja ," jelasnya.
Ia menambahkan, rangka patung terbuat dari baja dibungkus fiber. Secara teknis, kata Denny, ini membuat patung ini cepat roboh. "Biasanya kan untuk patung menggunakan beton, tapi kita memilih fiber untuk meminimalisir kerusakan. Dalam pembangunannya kita juga menggunakan ahli-ahli konstruksi " tuturnya.
Dikatakannya, pihak Citraland khusus bagian teknis melakukan pemeriksaan berkala. "Begitu ada kejadian longsor di sekitar monumen, kami langsung mengirimkan tim untuk pemeriksaan struktur tanah di situ," katanya.
Selain tanah longsor yang menewaskan 14 orang, sebagian Kota Manado pun nyaris lumpuh akibat hantaman banjir. Banjir dengan ketinggian satu sampai dua meter terjadi di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kelurahan Ranomuut, Paal Dua, Taas dan Dendengan Luar, Kecamatan Tikala, Kelurahan Wonasa, Ternate Tanjung, Kombos, Karema dan Mahakam di Kecamatan Singkil. Kelurahan Sario baru,Sario Tumpaan, Titiwungen Selatan di Kecamatan Sario serta beberapa titik di Kecamatan Wori dan Tuminting. Puluhan ribu orang mengungsi karena rumah tinggal mereka tergenang banjir. (ton/aro/dru/art/dma/dit)
Sumber: Tribun Manado 18 Februari 2013 hal 1