Banjir Manado 15 Januari 2014 |
KETIKA Kota Manado diterjang banjir bandang 15 Januari 2014, tak hanya rumah penduduk yang terkena dampaknya. Kantor pemerintahan pun terendam air termasuk kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di Kelurahan Dendangan Dalam.
Ketinggian air kurang lebih 4 meter hampir menembus lantai dua gedung kantor tersebut. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Sosial Sulut Asiano Gemmy Kawatu kepada Tribun Manado, Jumat (17/1/2014).
Kawatu merasa bersyukur karena hanya kantor yang terendam, sedangkan gudang berisi seluruh bantuan tanggap bencana selamat dari amukan banjir bandang "Beruntung lokasinya ada di belakang kantor, di situ air tidak sampai karena lokasinya cukup tinggi," ujarnya.
Seperti disaksikan Tribun Manado, lokasi gudang dan kantor berjarak 50 meter. Tribun sempat meninjau gudang bantuan yang kabarnya berisi stok bantuan senilai kurang lebih Rp 3 miliar. Dahsyatnya banjir Rabu lalu sampai merobohkan pagar beton kantor dinas tersebut. Jalanan masih berlumpur ditinggal air surut.
Warga pun terlihat masih sibuk bersih-bersih lingkungan. Kushadi, warga
Dendengan yang menjadi korban mengungkapkan, banjir bandang tiga hari lalu tak mencapai bangunan gudang. Luapan air hanya mencapai pertigaan jalan menuju gudang bantuan tersebut. "Kira-kira 20 meter lagi baru airnya sampai di gudang, cuma sampai di pertigaan, lalu surut lagi airnya," katanya.
Kushadi mengatakan, posisi gudang memang berada di tempat tinggi. Seandainya terendam korban bencana bakal tak dapat bantuan. Wujud bangunan gudang Dinsos Sulut seperti umumnya gudang dengan pintu besi, bangunan tinggi berada di tanah yang cukup sempit kira-kira seluas 15x15 meter persegi. Kemarin petugas Dinsos tengah sibuk beraktivitas membongkar muat barang bantuan bencana.
Tribun sempat melihat tempat bantuan tanggap darurat yang menurut Rico Wilar, Kepala Bidang Bantuan Sosial, nilainya sekitar Rp 3 miliar. Di dalam gudang tersimpan mie instan, biskuit, ikan kaleng, beras, selimut dan matras. Mie instan masih bertumpuk di gudang, hampir mencapai atap, yang tingginya kurang lebih 10 meter.
Karim Eli (56), Staf Dinsos Sulut di gudang tersebut menyampaikan, stok di gudang tersebut merupakan sisa bantuan tahun lalu yang tak sempat digunakan. Kini dibutuhkan namun tak sembarang orang bisa masuk mengambil bantuan. "Kita cek betul yang ambil siapa. Kalau yang datang ambil ke sini, kami harus kenal, jangan sembarang orang. Kami tanggungjawab bantuan ini harus disalurkan sesuai peruntukan," katanya.
Biasanya bantuan disalurkan lewat posko resmi baru diedarkan kepada korban bencana yang membutuhkan. Ia mengakui, masih ada bantuan belum tersalurkan terkendala alat transportasi, apalagi mobil tanggap bencana Dinsos Sulut hanya terpakir karena terendam banjir.
Kepala Lingkungan II Kecamatan Paal 2 Boy Wagey merupakan satu di antara mereka yang berinisiatif mengambil bantuan di gudang ini. Menurutnya, jika menunggu di posko distribusi bantuan akan terlambat sampai ke tangan korban. "Kami perlu air minum, obat-obatan, makanan siap makan, tidak lagi mau masak, mau cari gas dan minyak tanah di mana?" ungkapnya.
Ia berinisiatif karena sampai hari ketiga pascabanjir bantuan pemerintah tak mengalir ke lingkungannya. "Kebetulan saya kenal pegawai Dinsos tetangga saya. saya akan bagikan ke masyarakat saya. Tak usah khawatir," sebutnya lagi. Boy pun mengambil mie instan, biskuit, matras. Ia pun pamit dan membawa makanan itu dengan mobil pick up.
Kepala Badan Becana Minahasa juga datang mengambil bantuan, ia memperoleh barang yang diperlukan. Menurut dia, bantuan ini akan diserahkan di Desa Tateli, Kecamatan Mandolang "Pak Wakil (bupati) akan antarkan langsung ke Tateli," ujarnya sembari pamit menaiki mobil bak terbuka. (riyo noor)
Sumber: Tribun Manado 18 Januari 2014 hal 1