MANADO, TRIBUN - Sedikitnya 6.000 orang dari berbagai latar belakang profesi seperti pegawai negeri sipil (PNS), TNI, Polri, karyawan perusahaan swasta, BUMN, mahasiswa dan relawan terlibat dalam pembersihan sampah dan lumpur di di Kota Manado, Rabu (22/1/2014).
Peserta kerja bakti massal terbagai dalam sejumlah kelompok. Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Dr Sinyo Harry Sarundajang misalnya, kebagian memimpin aksi pembersihan sampah di Kelurahan Tarnate Baru, Ketang Baru dan Karame.
"Secepatnya bersihkan kota ini, sama dengan bersihkan rumah kita sendiri. Rumah,. jalan, selokan yang penuh lumpur dan sampah harus dibersihkan," kata gubernur saat memimpin apel pembersihan sampah di Kantor Gubernur, Rabu (22/1) pagi. . "Jangan bersungut-sungut, kita tunjukkan kepedulian bahwa kita bersama-sama masyarakat," tambah gubernur yang Manado Darurat Sampah selama 7 hari ke depan dimulai Rabu (22/1)
Selain TNI, Polri, PNS dari Biro Pemerintahaan dan Humas, Dinas Kesehatan, Biro Kesra Pemprov Sulut mendapat jatah di Kelurahan Tarnate Baru, Ketang Baru dan Karame. Memasuki lokasi, lumpur bercampur sampah langsung menyambut.
Wenny, PNS Biro Pemerintahan dan Humas merupakan satu di antara PNS yang pertama bersih-bersih. Bermodal sarung tangan karet, ia memunguti sampah, tak peduli lumpur menggunung di depannya "Kalau tidak kerja sekarang, kapan bisa selesai?" ujarnya sambil tertawa. Pemandangan tersebut cukup mencolok, karena Wenny kerja di tengah kelompok personel TNI-Polri. Baru beberapa menit pakaian wanita berjilbab itu langsung berlepotan lumpur, sepatu putihnya berubah cokelat pekat. Namun, keadaan itu tak menghentikannya bekerja.
Tak hanya staf, Kepala Biro Tata Pemerintahan Noudy Tendean ikut memunguti sampah yang bercampur lumpur endapan banjir. Pakaianya pun berlepotan lumpur "Namanya juga kerja bakti," kata Tendean. Sedikitnya tiga lorong di Ketang Baru yang disambangi Noudy dan stafnya. Mereka berbaur bersama TNI-Polri yang aktif mengerahkan tenaga. Kurang lebih enam jam waktu digunakan untuk kerja bakti, dari pukul 10:00 sampai 16:00 Wita Namun, itu belum apa-apa. Menurut Noudy Tendean, ada warga yang mengeluh lorongnya belum tersentuh kerja bakti "Makanya besok (hari ini, Red) kita lanjutkan lagi pagi hari," ujarnya.
Selain PNS dan TNI-Polri, sejumlah wartawan yang biasa meliput di Kantor Gubernur Sulut ikut kerja bakti. Para pemburu berita ini ikut mengangkat sampah di Kelurahan Ketang Baru. Kerja bakti cukup menguras tenaga. Komandan Korem Santiago Manado, Brigjen TNI Musa Bangun yang bertindak sebagai koodinator anjurkan cara berbeda. Diputuskan mengangkat sampah dengan cara estafet.
Mereka berbaris kemudian memindahkan sampah dari tangan ke tangan, kemudian dikumpulkan di satu tempat, baru diangkat ke truk untuk dibuang ke TPA. Di lokasi itu, pekerja dibantu satu unit eskavator mini. Gubernur Sarundajang sempat tiga kali memantau aksi kerja bakti PNS, TNI dan Polri di berbagai lokasi.
Dendengan Dalam
Wajah Kelurahan Dendengan Dalam ada perubahan setelah aksi pembersihan, Rabu (22/1). Pembersihan sampah dan lumpur di kelurahan itu dilakukan karyawan- karyawati Harian Tribun Manado, Toko Buku Gramedia, Kompas TV-Pasific TV, Garuda Indonesia, Megamas, Angkasa Pura, Mahasiswa serta karyawan FKIP UKIT.
Tim relawan ini beraksi sejak pukul 08.30 Wita. Akses jalan di Kelurahan Dendengan Dalam Lingkungan I yang sempat terputus oleh tumpukan sampah sudah bisa dilewati. Selain sampah menggunung, sebuah mobil yang rebah menghalangi jalan ke kawasan ini. Sampah yang dibersihkan diangkut truk sampah dari Megamas dan PT Angkasa Pura kemudian dibawa ke TPA Sumompo. Dendengan Dalam merupakan satu di antara lokasi yang paling parah diterjang banjir bandang pada Rabu, 15 Januari 2014.
Seorang warga bercerita saat kejadian itu rumahnya nyaris tenggelam. Yang tampak hanya atap. Dia bersama keluarga terisolir selama tiga hari dan kelaparan karena tak ada akses keluar untuk beli makanan dan minuman.
Saat kerja bakti kemarin, tak sedikit keluarga korban banjir yang sedang membersihkan peralatan makan minum dan masak yang terkena lumpur. Kondisi warga memang memprihatinkan, sampah-sampah menggunung dan belum terangkut. Hujan yang tiap hari mengguyur Manado membuat becek serta tambahan sampah. Lalat-lalat beterbangan ke sana kemari merupakan hal biasa.
Tim pembersih menemukan aneka macam sampah di sana. Mulai dari baju, gorden, sofa, compact disk, remote control TV, buku-buku pelajaran sekolah, hiasan rumah, pohon Natal, lemari, spring bed, mainan anak-anak, hingga makanan terkumpul menjadi satu. (ryo/rob/alp)
Sumber: Tribun Manado 23 Januari 2014 hal 1