HUJAN airmata mewarnai iring-iringan jenazah almarhum Ir. Umbu Mehang Kunda dari Waingapu ke tempat persemayaman di Kampung Praiawang Rende, Jumat (8/8/2008). Masyarakat tumpah ruah di jalan yang dilalui iring-iringan jenazah mulai dari Kota Waingapu sampai di Rende.
Para pelajar mulai dari SD sampai dengan SLTA membentuk pagar betis di sepanjang jalur yang dilalui iring-iringan jenazah. Mereka memegang bendera merah putih dan melambaikan bendera saat iring-iringan jenazah lewat.
Ada yang memberi hormat, ada yang menabur bunga ketika mobil pembawa peti jenazah lewat. Ada juga yang memasang spanduk dengan berbagai tulisan yang menandakan kedukaan mendalam mereka terhadap meninggalnya almarhum.
Salah satu spanduk berbunyi "Selamat jalan pahlawanku" terbentang di jalan masuk Melolo, Kecamatan Umalulu.
Tidak sedikit warga yang menangis histeris saat mobil jenazah melintas di depan mereka Suasana haru begitu terasa ketika iring-iringan jenazah memasuki Kampung Praiawang Rende dan di rumah besar tempat persemayaman jenazah. Tua muda, lelaki perempuan menangis histeris.
Jenazah Umbu Mehang Kunda dibawa ke Kampung Praiawang Rende setelah dilakukan acara serah terima jenazah dari pemerintah kepada keluarga yang berlangsung di Kantor Bupati Sumba Timur, kemarin. Penyerahan jenazah almarhum dilakukan oleh Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya kepada keluarga yang diwakili oleh adik kandung almarhum, Umbu Lili Pekuali, S.H.
Sebelum diberangkatkan ke Rende, dilakukan ibadat pelepasan jenazah, dilanjutkan ungkapan perasan keluarga olehistri almarhum, Ny. Dra. Silvia A Anggraeni, M.S. Silvia mengatakan, selama bersama almarhum banyak kenangan indah.Termasuk ketika almarhum menjadi terpilih menjadi Bupati Sumba Timur tahun 2005
lalu.
Silvia mengatakan, selama masa hidup almarhum banyak kesalahan. Karena itu, mewakili keluarga ia meminta maaf.
Silvia mengaku, selama delapan tahun mendampingi almarhum menjadi di Sumba Timur merupakan saat-saat terindah. "Di sini saya dan keluarga bisa mengenal tentang arti sebuah keluarga. Di sini banyak sejakali persekutuan keluarga yang tidak kami dapatkan di Jakarta. Karena itu, meski ke depan kami tidak lagi berada di Sumba kami tetap bagian dari masyarakat Sumba Timur karena kami pernah rasakan indahnya berada di Sumba Timur. Kami berharap masyarakat Sumba mau menerima kami sebagai bagian daerah ini," kata Silvia.
Dari kantor bupati, jenazah langsung dibawa menuju Kampung Praiawang Rende. Sebelumnya, pemberangkatan jenazah dari rumah jabatan bupati ke kantor bupati ditandai dengan penyembelihan dua ekor kerbau.
Sementara pelepasan jenazah dari kantor bupati ke Rende ditandai dengan pemotongan seekor kuda jantan di halaman kantor bupati. Begitupun saat penyambutan jenazah di Rende ditandai dengan pemotongan seekor kerbau. Jenazah almarhum Umbu Mehang Kunda langsung diletakkan di dekat tiang mayat.
Isak tangis para kerabat dan keluarg pecah ketika peti tiba di rumah besar. Mereka mengelilingi jenazah almarhum. Sesuai kesepakatan pihak keluarga, jenazah almarhum Ir. Umbu Mehang Kunda akan dimakamkan pada tanggal 10 November 2008 mendatang. (dea)
Pos Kupang edisi Sabtu 9 Agustus 2008, halaman 1
Para pelajar mulai dari SD sampai dengan SLTA membentuk pagar betis di sepanjang jalur yang dilalui iring-iringan jenazah. Mereka memegang bendera merah putih dan melambaikan bendera saat iring-iringan jenazah lewat.
Ada yang memberi hormat, ada yang menabur bunga ketika mobil pembawa peti jenazah lewat. Ada juga yang memasang spanduk dengan berbagai tulisan yang menandakan kedukaan mendalam mereka terhadap meninggalnya almarhum.
Salah satu spanduk berbunyi "Selamat jalan pahlawanku" terbentang di jalan masuk Melolo, Kecamatan Umalulu.
Tidak sedikit warga yang menangis histeris saat mobil jenazah melintas di depan mereka Suasana haru begitu terasa ketika iring-iringan jenazah memasuki Kampung Praiawang Rende dan di rumah besar tempat persemayaman jenazah. Tua muda, lelaki perempuan menangis histeris.
Jenazah Umbu Mehang Kunda dibawa ke Kampung Praiawang Rende setelah dilakukan acara serah terima jenazah dari pemerintah kepada keluarga yang berlangsung di Kantor Bupati Sumba Timur, kemarin. Penyerahan jenazah almarhum dilakukan oleh Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya kepada keluarga yang diwakili oleh adik kandung almarhum, Umbu Lili Pekuali, S.H.
Sebelum diberangkatkan ke Rende, dilakukan ibadat pelepasan jenazah, dilanjutkan ungkapan perasan keluarga olehistri almarhum, Ny. Dra. Silvia A Anggraeni, M.S. Silvia mengatakan, selama bersama almarhum banyak kenangan indah.Termasuk ketika almarhum menjadi terpilih menjadi Bupati Sumba Timur tahun 2005
lalu.
Silvia mengatakan, selama masa hidup almarhum banyak kesalahan. Karena itu, mewakili keluarga ia meminta maaf.
Silvia mengaku, selama delapan tahun mendampingi almarhum menjadi di Sumba Timur merupakan saat-saat terindah. "Di sini saya dan keluarga bisa mengenal tentang arti sebuah keluarga. Di sini banyak sejakali persekutuan keluarga yang tidak kami dapatkan di Jakarta. Karena itu, meski ke depan kami tidak lagi berada di Sumba kami tetap bagian dari masyarakat Sumba Timur karena kami pernah rasakan indahnya berada di Sumba Timur. Kami berharap masyarakat Sumba mau menerima kami sebagai bagian daerah ini," kata Silvia.
Dari kantor bupati, jenazah langsung dibawa menuju Kampung Praiawang Rende. Sebelumnya, pemberangkatan jenazah dari rumah jabatan bupati ke kantor bupati ditandai dengan penyembelihan dua ekor kerbau.
Sementara pelepasan jenazah dari kantor bupati ke Rende ditandai dengan pemotongan seekor kuda jantan di halaman kantor bupati. Begitupun saat penyambutan jenazah di Rende ditandai dengan pemotongan seekor kerbau. Jenazah almarhum Umbu Mehang Kunda langsung diletakkan di dekat tiang mayat.
Isak tangis para kerabat dan keluarg pecah ketika peti tiba di rumah besar. Mereka mengelilingi jenazah almarhum. Sesuai kesepakatan pihak keluarga, jenazah almarhum Ir. Umbu Mehang Kunda akan dimakamkan pada tanggal 10 November 2008 mendatang. (dea)
Pos Kupang edisi Sabtu 9 Agustus 2008, halaman 1